The Daddies Lolos 16 Besar Denmark Open 2023 Usai Kalahkan Pramudya/Yeremia dengan Straight Game

JABAR EKSPRES – Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan meredam perlawanan juniornya, Pramudya Kusumawardana/Ricky Karanda Suwardi dengan kemenangan straight game 30-28, 21-15 pada babak 16 besar Denmark Open 2023, Selasa (16/7) waktu Odense.

Duet berjuluk The Daddies ini pun berhasil melaju ke babak 16 besar turnamen BWF Super 750 tersebut.

“Pertama-tama, puji syukur kepada Tuhan karena bisa memenangkan pertandingan. Tadi sangat ketat sekali, apalagi di pertandingan pertama Pram/Yere juga bermain sangat baik. Kami bisa fokus di poin walaupun kadang kami unggul, kadang tertinggal,” kata Ahsan mengutip dari berita resmi PP PBSI Rabu (18/10).

BACA JUGA : Jelang Denmark Open 2023, Ganda Putra Bulu Tangkis Indonesia Terus Benahi Kekurangan Tim 

Kemenangan tersebut juga tidak berjalan mulus karena Ahsan sempat dua kali terkena foul karena diduga salah melakukan servis.

Hal ini tidak hanya menyebabkan The Daddies kehilangan poin tetapi juga mengganggu konsentrasi dan psikologi para pemain yang bertanding.

“Dua kali kegagalan servis saya berdampak besar, terutama kehilangan poin. Kadang harus sedikit protes karena standarnya sudah ada dan saya merasa tidak bisa melampauinya,” ujar Ahsan.

Sementara itu, Hendra mengaku menyayangkan pertemuan dengan Pramudya/Jeremiah terjadi di babak pertama. Meski begitu, ia tidak bisa berharap banyak dari undian dan tetap berusaha sebaik mungkin.

BACA JUGA : Tiba di Denmark, Timnas Badminton Indonesia Langsung Lakukan Sesi Latihan

Melawan pasangan yang lebih muda dan rekan senegara, tentunya ini bukanlah pertandingan yang mudah bagi Hendra/Ahsan.

Pertandingan yang menegangkan sempat terjadi di game pertama karena adanya kesalahan dalam permainan antara ia dan pasangannya.

Karena permainan yang lambat, mereka menghadapi tekanan dari Pramudya/Yeremia yang berlangsung hingga skor pertandingan.

Baru di game kedua The Daddies merevisi taktik yang mereka gunakan dan terus menjaga fokus pertandingan agar pertahanan tidak direbut oleh juniornya.

“Di game pertama, tempo permainan kami terlalu lambat. Pada akhirnya, lawan lebih unggul dari kami di game sebelumnya. Kemudian kami menebus kesalahan dengan banyak bermain bola-bola panjang dan dari situ kami menemukan ritme permainan,” ujar Hendra.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan