Pimpinan Ponpes Motivasi Indonesia Ingin Terapkan Program SMKN Jateng bagi Santri

“Komitmen di mana kemudian menjembatani agar para santri betul-betul dia punya life skill juga kalo ilmu agamanya sudah komplit di sini (Ponpes),” kata Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode ini menuturkan para santri perlu mendapatkan life skill juga sehingga mereka sudah mempunyai bekal yang matang untuk bekerja secara profesional saat lulus dari Ponpes.

“Tinggal life skill sehingga pada saat mereka lulus dari sini mereka bisa di masyarakat akan ada yang jadi kiai, akan jadi nyai, ustadz-ustadzah tapi juga ada yang jadi profesional lebih banyak,” urai Ganjar.

“Ini menurut saya menjadi penting bahwa di setiap ponpes ada pengembangan ekotrennya, ekonomi pondok pesantrennya, ada pemberian keterampilannya, maka kominitas-komunitasnya mesti di bikin di sana, tadi sudah ada kok contohnya,” imbuh Ganjar.

Maka dari itu, Ganjar pun menilai sudah ada chemistry antara dirinya dengan para ulama dan pimpinan Ponpes se-Bekasi Raya, terutama terkait program pendidikan seperti SMKN di Jateng.

“Maka rasanya pikiran beliau dengan kami sama, intinya ini dibangun dari spirit membantu anak Yatim. Jateng dibangun dengan spirit membantu anak miskin sekolahnya jadi kalo kita lihat pas, mudah-mudahan mereka akan mandiri kelak,” tandas Ganjar.

Sejak dirintis di 2014, SMKN Jateng telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa. Lulusan terdiri dari 3 SMKN, yakni SMKN Semarang 825 lulusan, SMKN Pati 336 lulusan, dan 676 lulusan SMKN Purbalingga.

Tahun ini, SMKN Jateng meluluskan 258 siswa di angkatan ke-7 dari tiga kampus. Sebanyak 70 persen lulusan sudah terserap di dunia kerja. Adapun rincian lengkapnya 113 lulusan diterima kerja, 22 lulusan diterima kuliah, 35 lulusan ikut kursus bahasa Jepang untuk kerja dan kuliah ke Jepang, 10 lulusan ikut kursus bahasa Jerman.

Tak berhenti dengan 3 sekolah, Ganjar menambah 15 SMK semi boarding di 15 kabupaten untuk menampung siswa unggul dari keluarga miskin. 15 sekolah ini dinamakan SMK Semi Boarding karena 30 siswa yang lolos seleksi masih belajar dengan siswa reguler meskipun mereka tinggal di asrama.

Ke-15 sekolah tersebut antara lain SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang. (bbs)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan