JABAR EKSPRES – Sebanyak dua puluh sembilan tentara tewas dalam serangan mematikan yang dilakukan oleh para tersangka militan di Niger barat, demikian diumumkan oleh Kementerian Pertahanan, Senin, 2 Oktober 2023.
Serangan ini memicu pemerintah untuk mendeklarasikan masa berkabung nasional selama tiga hari.
Menurut pernyataan resmi yang disiarkan di televisi, para tentara tersebut menjadi sasaran serangan pada Senin malam.
Serangan ini menggunakan “alat peledak improvisasi dan kendaraan kamikaze oleh lebih dari seratus teroris,” demikian disampaikan oleh Kementerian Pertahanan.
Dalam serangan ini, dua tentara mengalami luka parah, sementara “beberapa lusin teroris” juga tewas.
Serangan ini terjadi di dekat perbatasan Niger dengan Mali selama operasi militer yang bertujuan untuk “menetralisir ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS” di daerah tersebut, seperti yang diungkapkan oleh kementerian.
“Komunikasi dari para teroris, yang dipaksa untuk mundur, telah disadap”, kata kementerian tersebut, dan menambahkan bahwa para penyerang “diuntungkan oleh keahlian dari luar”, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pemberontakan telah melanda wilayah Sahel di Afrika selama lebih dari satu dekade, dimulai di Mali utara pada tahun 2012 sebelum menyebar ke negara tetangga, Niger dan Burkina Faso, pada tahun 2015.
BACA JUGA: Lebih dari 1.500 Orang Migran Meninggal dan Menghilang di Mediterania Guna Mencari Suaka ke Eropa
Wilayah yang dikenal sebagai “tiga perbatasan,” yang merupakan perbatasan antara Niger, Mali, dan Burkina Faso, secara teratur menjadi tempat serangan oleh para militan yang berafiliasi dengan kelompok teror ISIS dan Al Qaeda.
Kekerasan yang berkepanjangan ini telah memicu pengambilalihan kekuasaan oleh militer di ketiga negara tersebut.
Niger menjadi negara terakhir yang mengalami kudeta pada tanggal 26 Juli, menggulingkan Mohamed Bazoum, presiden yang terpilih secara demokratis.
Serangan baru-baru ini di Niger barat terjadi setelah pada bulan Agustus, sedikitnya 17 tentara Nigeria tewas dan 20 lainnya terluka dalam serangan yang dilakukan oleh para tersangka militan di dekat perbatasan antara Niger dan Burkina Faso.