Fahri Hamzah Menantikan Lebih Banyak Kejutan Sebelum Pendaftaran Capres-Cawapres 2024

JABAR EKSPRES – Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, telah menyatakan keyakinannya tentang Capres 2024.

Ia yakin bahwa dunia politik Indonesia akan diwarnai oleh berbagai kejutan hingga masa pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada periode 19-25 Oktober 2025.

Menurut Fahri, situasi politik saat ini masih sangat dinamis, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa peta politik nasional akan mengalami perubahan signifikan.

Politikus yang dikenal karena vokalitasnya ini menegaskan bahwa kejutan-kejutan tersebut memiliki potensi untuk mengubah dinamika persaingan antara tiga kubu calon presiden yang saat ini tengah muncul sebagai pemain utama.

BACA JUGA: Deklarasi Sukarelawan Ganjar di Depok, TKRPP Minta Relawan Tak Pusingkan Sosok Bacawapres

Mereka adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Fahri merujuk kepada tiga kubu ini dengan istilah “tripolar.”

“Adanya tripolar akan menciptakan kelompok-kelompok yang lebih rasional,” kata Fahri seperti diberitakan Antara, Kamis, 28 September 2023.

Fahri, yang pernah menjabat sebagai wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menjelaskan bahwa situasi politik saat ini berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019 yang hanya melibatkan dua kubu utama, yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Keterlibatan hanya dua kandidat dalam pilpres sebelumnya menciptakan persaingan sengit.

BACA JUGA: Relawan Ganjar Minta Relawan Tak Pusingkan Sosok Bacawapres

“Terlalu berhadap-hadapan antara ekstrem kanan dan ekstrem kiri,” ungkapnya.

Saat ini, partai-partai politik telah tergabung dalam tiga poros koalisi yang jelas.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Perindo untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Sementara itu, Prabowo Subianto mendapat dukungan dari koalisi besar yang terdiri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Gelora, dan Partai Garuda.

BACA JUGA: Kaesang Jadi Ketum PSI, Politik Dua Kaki Presiden Jokowi?

Di luar dua poros koalisi utama tersebut, masih ada partai-partai seperti Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan