JABAR EKSPRES – Istilah “Qadarullah” telah menjadi sangat populer dalam lingkaran umat Muslim di Indonesia, dan belakangan ini sering terdengar diucapkan baik secara lisan maupun tertulis di berbagai platform media sosial.
Namun, pertanyaannya adalah, apa sebenarnya makna dari kata “Qadarullah” yang belakangan begitu kerap digunakan?
Berdasarkan berbagai sumber, istilah “Qadarullah” berasal dari kata “qadar,” yang berarti ketetapan Allah. Secara harfiah, “Qadarullah” dapat diartikan sebagai takdir Allah SWT.
Contoh penggunaan kata “Qadarullah” dalam kalimat, seperti contoh berikut, “Qadarullah wa maa syaa-a fa’ala,” memiliki arti: “ketentuan Allah dan apa yang dikehendaki-Nya dilakukan-Nya” atau “takdir Allah, apa yang Allah kehendaki pasti terjadi.”
Baca Juga: Menjaga Ucapan adalah Upaya untuk Menjaga Keselamatan Dunia dan Akhirat
Karena mengandung makna ketetapan, kata “Qadarullah” juga dianggap sebagai bagian dari rukun Iman, yaitu keyakinan terhadap qada dan qadar atau takdir.
Hal ini juga telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadisnya:
“Rasulullah SAW kemudian berkata: Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, serta qada’ dan qadar, yang baik maupun yang buruk.” (HR Muslim).
Kapan sebaiknya kita mengucapkan kata “Qadarullah”?
“Qadarullah,” yang berarti ketetapan Allah SWT atau takdir-Nya, merupakan kata-kata yang dianjurkan untuk diucapkan oleh umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Terutama ketika mereka menghadapi berbagai peristiwa, baik yang dianggap baik maupun buruk dalam perjalanan hidup mereka.
Jadi, “Qadarullah” adalah ungkapan yang mengandung makna baik, yang meyakini takdir dari Allah SWT, dan dianjurkan untuk diucapkan dalam berbagai aspek kehidupan seorang Muslim.