Krisis Kemanusiaan di Kongo, Puluhan Orang Meninggal Kelaparan Hingga Ribuan Orang Pengungsi Tinggal Tanpa Makanan

JABAR EKSPRES – Sedikitnya 60 orang yang mengungsi secara internal telah meninggal karena kelaparan di Provinsi Kwilu, Republik Demokratik Kongo Tengah, seperti yang diumumkan oleh Provincial Humanitarian Commission.

Menurut Radio PBB di Kongo, lebih dari 4.600 orang yang mengungsi dari wilayah Kwamouth di Provinsi Mai-Ndombe saat ini hidup tanpa makanan dan bantuan lainnya di wilayah Bandundu yang berdekatan di Provinsi Kwilu.

Frederic Nkumpum, penasehat senior dari Tindakan Kemanusiaan Kwilu, mengatakan pada Jumat bahwa kematian ini tercatat sejak kelompok tersebut tiba di wilayah Bandundu pada akhir Agustus.

“Secara keseluruhan, ada 33 anak-anak yang meninggal dan ada 27 orang dewasa. Untuk orang dewasa, ada 17 perempuan dan 10 laki-laki. Ada masalah kondisi kehidupan yang muncul karena mereka tidak dibantu, tidak ada intervensi terkait makanan mereka,” katanya.

BACA JUGA: Oxfam International, 28 Juta Orang di Afrika Timur Terancam Kelaparan Ekstrim di Tengah Krisis Ukraina-Rusia

Nkumpum mengungkapkan bahwa Provincial Humanitarian Affairs Commission sedang meminta bantuan untuk membantu orang-orang yang mengungsi yang hidup dalam kondisi yang sulit.

“Di sini, di Bandundu, jumlah pengungsi mencapai 4.669 orang. Mereka sangat membutuhkan bantuan. Kami terus mengimbau para pemangku kepentingan untuk datang dan membantu para pengungsi yang menderita di sini,” katanya.

Pengungsian merupakan hal yang umum terjadi di beberapa bagian Kongo di mana para pemberontak dan kelompok milisi menyerang desa-desa.

Mereke juga membunuh penduduk, sehingga menyebabkan orang-orang melarikan diri ke tempat-tempat yang lebih aman.

BACA JUGA: Gagalnya Negara-Negara Maju dalam Menangani Kerusakan Iklim Sehingga Membahayakan Negara Kepulauan

Menurut agen pengungsi PBB, UNHCR, saat ini Kongo memiliki 6,2 juta orang yang mengungsi secara internal.

Bantuan lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang genting ini.

Para pengungsi yang rentan ini, yang melakukan perjalanan putus asa pada akhir Agustus, sekarang menemukan diri mereka dalam kesulitan, berjuang untuk mendapatkan kebutuhan yang paling mendasar, termasuk makanan dan bantuan penting.

Komisi Kemanusiaan Provinsi telah mengeluarkan seruan yang menyentuh hati untuk bantuan, mengakui kondisi genting yang dialami oleh para pengungsi saat ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan