Presiden Kenya William Ruto Sebut Dewan Keamanan PBB Sudah Tidak Berguna Sekarang

JABAR EKSPRES – Presiden Kenya William Ruto menyampaikan kritik pedas terhadap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dalam pidatonya di sesi ke-78 Sidang Majelis Umum PBB pada Kamis, 21 September 2023.

Presiden Ruto mengecam DK PBB atas apa yang ia anggap sebagai ketidakefektifan dan ketiadaan prinsip-prinsip demokrasi di dalam badan global tersebut.

Dalam seruannya yang penuh semangat untuk reformasi, Presiden Ruto menekankan perlunya perubahan mendasar dalam Dewan Keamanan.

Beliau menekankan pentingnya inklusivitas dan proaktif sebagai langkah penting untuk mencegah konflik dan dengan cepat menyelesaikan krisis internasional yang sedang berlangsung.

BACA JUGA: Serang Ukraina, Rusia Kerap Mengabaikan Perjanjian Internasional

Pernyataan Presiden Ruto menggemakan kritik baru-baru ini dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Ia menegaskan bahwa DK PBB tidak lagi memiliki tujuan utama untuk memastikan keamanan global, namun telah berubah menjadi arena konfrontasi strategis di antara lima negara anggota tetap.

Menyoroti kegagalan dalam sistem perdamaian dan keamanan dunia, Presiden Ruto menarik perhatian dunia pada isu mendesak mengenai efektivitas DK PBB, sebuah topik yang telah lama memicu perdebatan di komunitas internasional.

Ruto menyatakan keprihatinan mendalam atas ketidakmampuan DK PBB dalam memenuhi mandat utamanya, terutama dalam mencegah konflik dan menjaga perdamaian global.

BACA JUGA: Diduga Menjalin Hubungan dengan Israel, Presiden Iran Ebrahim Raisi Tuduh Arab Saudi Khianati Palestina

Ia menuduh komunitas internasional telah menyalahgunakan kepercayaan, kelalaian, dan impunitas, sehingga membawa dunia ke arah yang tidak diinginkan.

“Saat-saat seperti sekarang ini menempatkan sifat dan tujuan multilateralisme di bawah pengawasan yang tajam untuk pemeriksaan dan penilaian yang jujur dari sejarah,” katanya.

“Jika ada konfirmasi yang diperlukan bahwa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak berfungsi, tidak demokratis, tidak inklusif, dan tidak representatif dan oleh karena itu tidak mampu memberikan kemajuan yang berarti di dunia kita seperti yang ada saat ini, kekebalan hukum yang merajalela dari aktor-aktor tertentu di kancah global menyelesaikan masalah itu,” lanjutnya.

Menutup pidatonya, Presiden Ruto meminta para pemimpin dunia untuk terlibat dalam dialog konstruktif yang bertujuan untuk merevitalisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, memastikan bahwa PBB tetap menjadi mercusuar harapan bagi perdamaian dan stabilitas global.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan