Mengenang dan Menghormati 34 Jurnalis yang Terbunuh dalam Serangan Israel ke Jalur Gaza

JABAR EKSPRES – Di tengah konflik Israel-Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023, setidaknya 23 jurnalis membayar harga tertinggi dalam upaya mereka mencari kebenaran dan pelaporan.

Mayoritas dari mereka yang kehilangan nyawa, 19 di antaranya, adalah warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, di mana para wartawan menghadapi tantangan besar akibat pemadaman listrik dan internet yang disebabkan oleh pengepungan Israel.

Mereka juga mengalami kehilangan kantor, rumah, dan bahkan anggota keluarga. Tragedi tidak hanya menimpa para jurnalis Palestina, seorang jurnalis Lebanon dan tiga warga Israel juga termasuk di antara para korban.

Dalam artikel ini, kami memberikan penghormatan kepada individu-individu pemberani yang mempertaruhkan segalanya untuk memberikan informasi penting kepada dunia mengenai konflik tersebut, dilansir dari Wikipedia.

BACA JUGA: Prancis Dukung Gencatan Senjata Pasca Penolakan Rusia di Dewan Keamanan

Mohamed Fayez Abu Matar:

Mohamed Fayez Abu Matar, seorang jurnalis foto lepas, kehilangan nyawanya dalam sebuah serangan udara Israel di Rafah, yang terletak di Jalur Gaza bagian selatan. Dedikasinya yang tak tergoyahkan untuk mengabadikan kebenaran di jantung konflik membuatnya kehilangan nyawa.

Saeed al-Taweel:

Saeed al-Taweel, pemimpin redaksi situs web Al-Khamsa News, terbunuh secara tragis dalam sebuah serangan udara Israel yang menargetkan sebuah area yang menjadi tempat bagi beberapa organisasi media di distrik Rimal, Gaza barat. Komitmennya terhadap jurnalisme di lingkungan yang berbahaya tidak akan dilupakan.

Mohammed Sobh:

Korban lain dari serangan udara di Rimal adalah Mohammed Sobh, seorang fotografer untuk Kantor Berita Khabar. Dia mengorbankan nyawanya saat mendokumentasikan konflik.

Hisham Alnwajha:

Hisham Alnwajha, seorang jurnalis dari kantor berita Khabar, juga kehilangan nyawanya dalam serangan udara yang sama di Rimal. Dedikasinya untuk melaporkan di lapangan adalah tindakan keberanian terakhirnya.

Mohammad Al-Salhi:

Mohammad Al-Salhi, seorang jurnalis foto untuk kantor berita Otoritas Keempat, ditembak di dekat sebuah kamp pengungsi Palestina di Gaza tengah. Komitmennya untuk menggambarkan realitas konflik harus dibayar mahal.

Mohammad Jarghoun:

Mohammad Jarghoun, seorang wartawan yang berafiliasi dengan Smart Media, terbunuh ketika sedang meliput konflik di sebuah daerah di sebelah timur Rafah. Dia membayar harga tertinggi untuk memastikan dunia memiliki akses terhadap kebenaran.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan