Hubungan Cina dan Jerman Memanas Usai Menlu Jerman Sebut Xi Jinping Diktator

JABAR EKSPRES – Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyebut Presiden Cina Xi Jinping sebagai “diktator” dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada tanggal 14 September 2023.

Dia membuat komentar ini ketika membahas perang Ukraina dan implikasinya bagi para pemimpin otoriter lainnya di dunia.

Tiongkok bereaksi keras terhadap komentar ini dan mengatakan bahwa ini adalah “provokasi politik terbuka” yang “sangat tidak masuk akal” dan “pelanggaran serius terhadap martabat politik Tiongkok”.

“(Komentar-komentar tersebut) sangat tidak masuk akal dan merupakan pelanggaran serius terhadap martabat politik Tiongkok dan sebuah provokasi politik terbuka,” ujar juru bicara kementerian luar negeri Cina, Mao Ning, dalam sebuah konferensi pers harian.

BACA JUGA: Presiden Türkiye Erdogan: Kebebasan Tak Bisa Dijadikan Pembenaran untuk Menyerang Nilai-Nilai Muslim!

Cina juga mengatakan bahwa pihaknya telah membuat “pernyataan serius kepada pihak Jerman melalui jalur diplomatik” dan menyatakan “ketidakpuasan yang kuat” atas pernyataan Baerbock.

Ini bukan pertama kalinya Baerbock, yang merupakan anggota Partai Hijau Jerman, mengkritik Cina dan catatan hak asasi manusianya.

Dia telah menganjurkan garis yang lebih keras terhadap Cina dan penekanan yang lebih besar pada hak asasi manusia, sementara Kanselir Olaf Scholz, seorang Demokrat Sosial, telah mendukung sikap yang lebih ramah perdagangan.

Pada bulan Agustus, ia mengatakan bahwa Cina merupakan tantangan bagi “dasar-dasar bagaimana kita hidup bersama di dunia ini”.

BACA JUGA: Kedutaan Besar Prancis di Wina Dikepung Para Pendemo untuk Mengecam Larangan Abaya di Sekolah Prancis

Sebelumnya, ia menggambarkan aspek-aspek perjalanan ke Tiongkok sebagai “lebih dari sekadar mengejutkan” dan mengatakan bahwa Beijing semakin menjadi saingan sistemik daripada mitra dagang.

Ketegangan antara Cina dan Jerman terjadi pada saat Berlin telah menerbitkan sebuah kebijakan baru pada bulan Juli untuk menghadapi Cina yang lebih “tegas” setelah berbulan-bulan bertengkar di dalam pemerintahan mengenai strateginya.

Kebijakan baru ini menyebut Beijing sebagai “mitra, pesaing, saingan sistemik”. Jerman adalah mitra dagang utama Cina di Eropa dan memiliki kepentingan ekonomi yang signifikan dalam menjaga hubungan baik dengan Beijing.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan