Stafsus Menlu Soroti Dilema Negara Berkembang dalam Konflik Global

JABAR EKSPRES – Staf Khusus Menteri Luar Negeri (Stafsus Menlu) Dian Triansyah Djani menyampaikan bahwa meningkatnya jumlah konflik saat ini semakin memperburuk keadaan negara-negara berkembang di tengah krisis iklim.

“Jika semakin banyak konflik, hal tersebut akan menimbulkan dampak yang parah terhadap negara berkembang. Mereka seharusnya mendapatkan pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan SDGs, namun sumber daya tersebut teralihkan (untuk mengatasi konflik),” tegas Dian Triansyah Djani di Jakarta, Selasa (5/3).

Trian mengungkapkan bahwa Indonesia telah berusaha melalui berbagai forum internasional, terutama selama kepemimpinan dalam G20 dan ASEAN, untuk mempromosikan kepentingan negara-negara berkembang.

Dia menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membangun kolaborasi antara semua negara dalam rangka memajukan pembangunan dunia.

Baca juga: Dampak Boikot, Ribuan Karyawan Starbucks di Asia dan Timur Tengah Kehilangan Pekerjaan

Dalam konteks kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia bertekad untuk tetap konsisten sebagai negara non-blok di tengah berbagai konflik global, termasuk ketegangan ekonomi antara Amerika Serikat dan Cina.

“Melihat hubungan Amerika Serikat dan Cina sekarang, mengapa kita harus memilih untuk memihak antara salah satu dari mereka? Indonesia tidak akan memihak seperti itu,” ucapnya.

Sebagai negara non-blok, Indonesia menjalankan peranannya dengan mempertahankan posisi yang ideal di tengah-tengah dua kekuatan ekonomi dunia tersebut. Dian Triansyah Djani menegaskan bahwa Indonesia bersikap sebagai teman bagi semua pihak dan mengajak seluruh negara untuk bekerja sama dan berkolaborasi.

“Pada akhirnya, semua pihak akan diuntungkan jika kita memiliki dunia yang lebih aman dan damai,” ujarnya.

Baca juga: Siapkah Indonesia Bergabung dengan BRICS? Pengamat Sebutkan Dua Syarat Krusial

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan