Jubir Kementerian China Ungkap Kereta Cepat Jakarta-Bandung Contoh Keberhasilan dari Belf and Road Initiative

JABAR EKSPRES – Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menyebut kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai contoh keberhasilan Belt and Road Initiative (BRI) yang dicanangkan pemerintah China.

“Kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek unggulan dalam kerja sama Belt and Road China-Indonesia, yang telah mendapat perhatian besar,” Kata Mao Ning, dikutip dari Antara, Jumat (15/9/23)

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat dengan menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), dan melakukan uji coba sebelum beroperasi secara resmi.

BACA JUGA : Jakarta Bukan Lagi DKI Diganti jadi DKJ

Jokowi mengatakan bahwa kereta ini nyaman digunakan bahkan ketika mencapai kecepatan maksimum 350 km/jam.

Kereta cepat, menurut Mao Ning, juga merupakan contoh keberhasilan China dan negara-negara regional dalam upaya modernisasi.

“Dengan berpegang pada prinsip-prinsip konsultasi, kontribusi dan saling menguntungkan, Hal ini tentunya akan menciptakan dorongan yang kuat untuk konektivitas regional. Kami telah mencatat hasil uji coba Presiden Joko Widodo dan komentar positifnya,” Katanya.

Dia berharap dan percaya bahwa kereta cepat akan membantu memfasilitasi perjalanan bagi masyarakat Indonesia. “Dan tentunya akan meningkatkan potensi pengembangan ekonomi lokal,” kata Mao Ning.

Selama pengujian, kereta cepat pertama di Indonesia ini berjalan dengan lambat, melaju dari kecepatan 50 km/jam hingga kecepatan maksimum 350 km/jam.

Presiden Jokowi berharap kehadiran moda transportasi ini akan meningkatkan minat masyarakat untuk beralih dari mobil pribadi ke transportasi umum untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara di Jakarta, Bandung dan sekitarnya.

BRI merupakan program yang diperkenalkan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping pada tahun 2013 yang disebut One Belt, One Road (OBOR).

BACA JUGA : Presiden RI Jokowi Lakukan Uji Coba Kereta Cepat Jalur Jakarta-Bandung

Saat itu, Xi Jinping ingin mengembalikan kejayaan Jalur Sutra di abad ke-21. Setidaknya 147 negara, termasuk Indonesia, telah setuju untuk berpartisipasi dalam program BRI, dengan nilai investasi dari tahun 2013 hingga paruh pertama tahun 2022 mencapai 932 miliar USD.

Kata “sabuk” merujuk pada jalur darat berupa jalan raya yang menghubungkan China dengan Asia Tengah dan Selatan, serta Eropa dan jalur kereta api yang juga dikenal dengan sebutan Jalur Sutra Ekonomi (Silk Road Economic Belt).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan