Penelitian Terbaru: Sistem Ketahanan Bumi Makin Melemah, Keberlangsungan Umat Manusia di Ambang Bahaya

JABAR EKSPRES – Dalam studi terbaru, para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa aktivitas manusia dan nafsu manusia yang tidak pernah terpuaskan telah sangat mengganggu kemampuan Bumi untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi berbagai spesies, termasuk spesies kita.

Studi yang dipimpin oleh Profesor Katherine Richardson dari Globe Institute Universitas Kopenhagen dan dilakukan oleh tim internasional yang terdiri dari 29 ilmuwan ini menggarisbawahi kondisi planet kita yang memprihatinkan.

Studi ini, yang merupakan pembaruan besar kedua sejak dimulai pada 2009, meneliti sembilan batas planet yang melindungi kondisi yang penting bagi kehidupan di Bumi.

“Kita masih bergerak ke arah yang salah,” ujar Johan Rockstrom, direktur Potsdam Institute for Climate Impact Research (PIK).

BACA JUGA: Lebih dari 4.000 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Orang Hilang dalam Bencana Banjir Dahsyat di Libya

“Ini berarti kita kehilangan ketahanan, bahwa kita membahayakan stabilitas sistem bumi,” lanjutnya.

Yang mengkhawatirkan, enam dari batas-batas tersebut sudah berada dalam zona bahaya, yang menandakan urgensi dari situasi tersebut.

Batas-batas ini meliputi perubahan iklim, deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, bahan kimia sintetis, penipisan air tawar, dan penggunaan nitrogen.

Pengasaman laut, serta konsentrasi polusi partikel dan debu di atmosfer, tertatih-tatih di ambang bahaya. Hanya penipisan ozon yang masih berada dalam batas aman.

BACA JUGA: Total Korban Bencana Banjir Dahsyat di Libya Telah Mencapai 6.000 Orang

Batas-batas planet ini berfungsi sebagai kerangka kerja yang penting, mendefinisikan proses yang diperlukan untuk mempertahankan kelayakhunian Bumi, yang mencerminkan kondisi 10.000 tahun terakhir ketika peradaban manusia muncul.

Temuan penelitian ini mengungkapkan data yang mengkhawatirkan di berbagai bidang.

Keanekaragaman hayati, misalnya, mengalami penurunan dengan laju lebih dari sepuluh kali lipat dari rata-rata laju kepunahan dalam 10 juta tahun terakhir, jauh melampaui ambang batas yang dapat diterima.

Dalam bidang perubahan iklim, konsentrasi CO2 di atmosfer merupakan faktor yang sangat penting. Selama 10.000 tahun terakhir, konsentrasi ini berkisar sekitar 280 bagian per juta (ppm).

BACA JUGA: Ribuan Orang Tewas Hingga Puluhan Ribu Orang Hilang di Libya Akibat Badai Daniel, Apa Itu Badai Daniel?

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan