Ribuan Orang Tewas Hingga Puluhan Ribu Orang Hilang di Libya Akibat Badai Daniel, Apa Itu Badai Daniel?

JABAR EKSPRES – Belum lama ini sebuah peristiwa mengerikan terjadi yakni banjir bandang dan sebuah badai yang disebut Badai Daniel terjadi yang melanda Libya.

Bencana alam alam ini seketika menjadi topik perbincangan utama dunia karena jumlah korbannya.

Jumlah korban tewas akibat bencana banjir di kota Derna, Libya timur, melonjak menjadi 5.300 orang, menurut kantor berita resmi negara tersebut.

Dalam sebuah siaran pers yang dikeluarkan pada Selasa, Kementerian Dalam Negeri Libya Timur, yang ditunjuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat, melaporkan bahwa ribuan orang masih belum ditemukan setelah bencana ini.

BACA JUGA: Presiden Turki Turki Recep Tayyip Erdogan Sampaikan Belasungkawa Atas Banjir Mematikan di Libya

Apa Itu Badai Daniel?

Badai Daniel adalah badai yang sangat kuat dan merusak yang memengaruhi beberapa negara di wilayah Mediterania pada September 2023.

Badai ini merupakan badai tropis Mediterania yang paling mematikan dan paling merugikan yang pernah tercatat, serta peristiwa cuaca paling mengerikan pada 2023 hingga saat ini.

Badai ini terbentuk sebagai sistem tekanan rendah di atas Laut Ionia pada 4 September 2023, dan bergerak ke arah tenggara, menyebabkan hujan lebat dan banjir di Yunani, Bulgaria, dan Turki, dan puncaknya di Libya.

Badai ini kemudian menguat dan memiliki karakteristik kuasi-tropis, dengan kecepatan angin mencapai 85 km/jam (50 mph).

BACA JUGA: Banjir Dahsyat di Libya Menewaskan Hingga 5 Ribu Orang, Banyak Mayat yang Tidak Teridentifikasi Dikuburkan

Badai ini mendarat di dekat kota Benghazi di Libya pada 10 September 2023, di mana badai ini menyebabkan banjir dahsyat yang menjebol dua bendungan di dekat kota Derna.

Banjir menyapu ribuan orang dan bangunan, menyebabkan setidaknya 2.300 orang tewas dan 10.000 orang hilang.

Badai ini juga membuat sekitar 40.000 orang mengungsi dan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan pertanian.

Beberapa ahli berpendapat bahwa badai ini dipengaruhi oleh perubahan iklim, karena suhu permukaan laut Mediterania jauh di atas rata-rata sepanjang musim panas, yang dapat memicu intensitas badai dan curah hujan.

BACA JUGA: Banjir di Cina Selatan Menewaskan Beberapa Orang Hingga 70 Buaya Kabur dari Penakaran

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan