Pasokan Gabah hingga Tunda Tanam, Jadi Salah Satu Penyebab Naiknya Harga Beras di Kota Sukabumi

Jabar Ekspres – Dampak kemarau panjang sudah terasa oleh sebagian masyarakat kota Sukabumi, mulai dari kekeringan air, harga beras yang kian hari terus meroket, serta adanya kasus tunda tanam lahan pertanian di kota Sukabumi yang dirasakan petani.

Saat ditemui di kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Nur Fadillah bagian penyuluhan, mengatakan bahwa kenaikan harga beras disebabkan pasokan gabah yang mengalami penurunan.

“Kalo masalah kenaikan harga beras mungkin salah satunya karena pasokan gabah yang sedang menurun,” Ungkapnya saat dihubungi Jabar Ekspres pada Rabu, 13 September 2023.

BACA JUGA: Pj Gubernur Jabar Sebut Tingginya Harga Beras di Pasaran Akibat Kekeringan

Menurutnya, adanya fenomena tunda tanam lahan pertanian yang menjadi salah satu penyebab berkurangnya pasokan gabah di kota Sukabumi, masi kata Nur Fadillah, dalam pantauan di lapangan ditemukan beberapa titik lahan pertanian yang kering.

“Ada beberapa titik yang mengalami dampak dari El Nino, kalo dikategorikan gagal panen mungkin belum tapi ada beberapa lahan pertanian atau standing crop yang mengalami kekeringan, meskipun intensitasnya berbeda-beda,” Paparnya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa tunda tanam yang menjadi penyebab stok gabah di Sukabumi menurun, karena para petani kesulitan untuk mencukupi kebutuhan pengairan lahan yang diakibatkan oleh krisis air bersih.

Menurutnya, masalah kekeringan yang berhak menjustifikasi adalah Petugas pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), dia membeberkan bahwa sampai tanggal minggu kedua bulan september ada sekitar 26 hektar sawah di kota Sukabumi yang mengalami kekeringan.

“tapi belum gagal panen karena presentasenya masi ringan, sedang, berat dan gagal panen (fuso) 7 hektar kurang nah itu mungkin kalo gagal panen yang masuk kategori fuso,” Jelasnya.

“Kemudian kalo yang mengalami tunda tanam, menang setelah dilakukan pendataan di lapangan cukup luas, ada di atas 100 hektar, tapi itu tidak menyebabkan kerugian secara langsung, karena mereka belum mengeluarkan biaya tanam. karena cuaca yang ekstrem juga mereka belum bisa menanami kembali sawah nya,” Katanya.

Kemudian ia juga memaparkan bahwa hampir di semua daerah kota Sukabumi mengalami hal tersebut, tapi menurutnya untuk kecamatan Citamiang belum ada laporan yang masuk, ia juga menjelaskan soal kebutuhan beras dalam kota meskipun musim panen, tidak mencukupi konsumsi yang terjadi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan