Karhutla Kerap Terjadi di Tengah Musim Kemarau 2023, Walhi Nilai Insiden Akibat Ulah Manusia

JABAR EKSPRES  – Musim kemarau 2023 tergolong cukup kering, bahkan tak sedikit daerah yang mengalami kekeringan hingga minimnya air bersih dan kebakaran lahan.

Menanggapi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah titik, Ketua BP FK3I Jabar sekaligus Ketua Dewan Daerah Walhi Jawa Barat, Dedi Kurniawan mengatakan, peristiwa yang terjadi bukan hanya akibat musim kemarau saja.

“Kebakaran hutan yang saat ini terjadi di beberapa kawasan hutan konservasi dan lindung, bukan hanya akibat dari cuaca ekstrim,” kata Dedi kepada Jabar Ekspres, Minggu (10/9).

BACA JUGA: Status Tanggap Darurat Bencana Kebakaran Tak Diperpanjang, Hengky: Kita Serahkan pada Pemprov Jabar

Menurutnya, terdapat pemicu lain yang menjadi faktor terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), selain akibat cuaca kemarau ekstrem juga diduga karena ulah manusia.

“Akan tetapi tentu ada pemicu lainnya, pemicu yang sangat berperan dalam kebakaran tentunya aktifitas manusia baik disengaja atau tidak disengaja,” ujar Dedi.

Faktor keterlibatan manusia dalam kawasan di antaranya aktivitas perkebunan skala besar maupun kecil.

Selain itu, Dedi menilai bahwa aktivitas panas bumi serta aktivitas wisata, merupakan aktivtas yang penting untuk diawasai.

“Perlu diawasi dengan ketat dan dibatasi aktivitasnya agar mengantisipasi awal dampak yang tidak diinginkan,” ucapnya.

Terkait hal itu, Dedi mengungkapkan, kasus kebakaran di Bromo beberapa waktu lalu, disebabkan oleh pengunjung pre weeding yang artinya ada kelalaian pada insiden tersebut.

“Tentunya ada kesalahan manajemen pengelola dan pengawasan yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga memicu kebakaran hutan,” ungkapnya.

Dedi menegaskan, kebakaran yang terjadi di Bromo bukan hanya kesalahan pelaku pre weeding, melainkan pengelola tempat wisata alam juga wajib dilakukan pemeriksaan.

“Ini hanya satu dari aktivitas yang kebetulan terekam dan diketahui. Lalu kebakaran lainnya bagaimana?,” tegasnya.

“Di beberpa kawasan seperti Ciremai, Argopuro dan lain-lain bagaimana? Penyebabnya diketahui siapa?,” lanjut Dedi.

Dia menerangkan, insiden-insiden kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di tengah musim kemarau 2023 ini, bukan hanya karena cuaca ekstrem.

“Kita yakini semua ada pemicunya. Kemudian pemicunya penting dianalisa untuk bahan kajian, tindakan pengawasan pembuatan regulasi dan pengetatan aktivitas pemicu,” pungkas Dedi. (Bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan