JABAR EKSPRES — Jenderal Abdul Haris Nasution, yang lebih dikenal dengan panggilan AH Nasution, adalah salah satu tokoh militer terkemuka dalam sejarah Indonesia. Lahir pada tanggal 3 Desember 1918 di Sumedang, Jawa Barat.
Ia tumbuh menjadi seorang pemimpin militer ulung dan tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia serta perkembangan angkatan bersenjata nasional.
AH Nasution adalah lulusan dari Akademi Militer (Akademi Kepolisian sebelumnya) di Magelang, Jawa Tengah, pada tahun 1937. Karir militernya dimulai ketika ia terlibat dalam perang melawan penjajah Jepang selama Perang Dunia II.
BACA JUGA: Ternyata Beberapa Alasan Ini Bisa Menjadi Penyebab Pembekuan Darah!
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Nasution menjadi anggota tentara Republik Indonesia Serikat (TRIS) yang kemudian berkembang menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Puncak karir militer Nasution terjadi selama peristiwa Revolusi Nasional Indonesia. Ia terlibat dalam berbagai pertempuran, termasuk Pertempuran Surabaya yang sengit pada tahun 1945 dan pertempuran lainnya selama perang kemerdekaan.
Kemampuannya sebagai pemimpin militer yang ulung terbukti selama konflik tersebut, dan ia akhirnya mencapai pangkat jenderal.
Selama masa pemerintahan Presiden Sukarno, Nasution menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan. Ia juga menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada tahun 1948 dan memegang posisi tersebut selama beberapa tahun. Selama masa ini, ia aktif dalam upaya modernisasi dan restrukturisasi TNI.
Pada tahun 1957, Nasution terlibat dalam peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, yaitu peristiwa penculikan Kapten Pierre Tendean oleh Angkatan Darat, yang menciptakan ketegangan antara TNI dan pemerintah sipil.
Meskipun ia tidak secara langsung terlibat dalam penculikan tersebut, ia kemudian mengambil tanggung jawab atas peristiwa tersebut sebagai KSAD. Peristiwa ini kemudian membawa pengunduran diri Nasution dari jabatan KSAD dan ia ditahan selama beberapa bulan.
Selama masa pemerintahan Presiden Soeharto, Nasution kembali menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan serta menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden.
Beliau dikenal karena upaya-upaya modernisasinya dalam meningkatkan kemampuan militer Indonesia dan memperbaiki hubungan militer dengan negara-negara asing.