JABAR EKSPRES- Pemerintah Prancis secara resmi menerapkan larangan pemakaian abaya bagi siswi di sekolah pada Senin (4/9/2023). Perdana Menteri Prancis, Elisabeth Borne, mengatakan bahwa pelaksanaan larangan tersebut berjalan lancar pada hari pertama. Meskipun begitu, masih ada siswi yang memilih memakai abaya di sekolah.
“Situasinya baik pagi ini. Kami tidak melihat insiden apa pun, dan kami akan tetap waspada sepanjang hari untuk memastikan para siswa memahami aturan ini,” ujar Borne saat berkunjung ke sebuah sekolah di Prancis utara.
Borne juga mencatat bahwa masih ada beberapa siswi yang datang ke sekolah dengan abaya. “Beberapa remaja perempuan setuju untuk melepaskannya. Untuk yang lainnya, kami akan berkomunikasi dengan mereka dan menggunakan pendekatan pendidikan untuk menjelaskan bahwa ada undang-undang yang harus diikuti,” ungkapnya seperti dilaporkan oleh Channel News Asia pada Senin (4/9/2023).
BACA JUGA : Israel Kembali Gencarkan Serangan ke Jenin, 5 Warga Palestina Mengalami Luka-Luka
Otoritas Prancis telah melakukan pengawasan terhadap lebih dari 500 sekolah setelah larangan pemakaian abaya diberlakukan. Pengawasan ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi pelanggaran terhadap aturan larangan abaya di sekolah saat dimulainya tahun ajaran baru.
Sebulan sebelumnya, Pemerintah Prancis mengumumkan larangan pemakaian abaya di sekolah, dengan alasan bahwa hal itu bertentangan dengan prinsip sekularisme dalam pendidikan. Sebelumnya, jilbab juga telah dilarang di sekolah.
Menteri Pendidikan, Gabriel Attal, menyatakan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan persiapan sebelum tahun ajaran dimulai untuk mengidentifikasi sekolah-sekolah yang berpotensi melanggar aturan tersebut. Attal menambahkan bahwa pengawas sekolah yang terlatih akan ditempatkan di beberapa sekolah tertentu.
Namun, Attal menegaskan bahwa ia tidak setuju dengan larangan pemakaian pakaian berarti keagamaan oleh orang tua saat mereka mengantar atau menjemput anak-anak mereka ke sekolah. Ia menjelaskan bahwa ada perbedaan antara apa yang terjadi di dalam sekolah dan di luar sekolah, dengan fokus utama pada aturan di dalam sekolah.
Prancis memiliki sekitar 45.000 sekolah dengan 12 juta siswa yang kembali bersekolah pada Senin setelah liburan panjang. Beberapa pihak sayap kiri menuduh pemerintahan Presiden Emmanuel Macron yang berhaluan tengah berupaya bersaing dengan Partai Nasional sayap kanan di bawah pimpinan Marine Le Pen dengan menerapkan larangan abaya.