Kisah di Balik Parfum Aroma Sampah Greenpeace Indonesia

JABAR EKSPRESParfum beraroma sampah yang di inisiasi oleh Greenpeace Indonesia memiliki latar belakang dan kisah unik di balik pembuatannya.

Cerita ini di mulai dari keprihatinan masyarakat terhadap penurunan kualitas udara dalam sebulan terakhir, terutama di Jakarta.

Seperti yang di ketahui, ketidakpuasan terhadap polusi udara terus di perbincangkan melalui media sosial dan berita.

Lihat juga : Warga Sipil Dijadikan Tersangka Baru Terkait Kasus Penganiayaan oleh Paspampres

Dari situ, Greenpeace Indonesia mengambil langkah inovatif dengan menciptakan parfum yang mengusung aroma sampah.

Parfum ini bukan hanya sekadar produk, melainkan juga sarana edukasi untuk mendorong kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap dampak polusi dan pencemaran lingkungan.

“Kita selalu menghadapi masalah polusi dan pencemaran dari tahun ke tahun. Kami membuat gagasan ini agar mengingatkan masyarakat kita tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ujar Charlie Albajili, Juru Kampanye Keadilan Perkotaan Greenpeace Indonesia di mengutip Kompas pada, Selasa (29/8).

Parfum dengan merek “Our Earth” ini juga berperan sebagai cara inovatif bagi Greenpeace Indonesia untuk menunjukkan bahwa lingkungan kita sedang mengalami kondisi kritis.

Tiga jenis parfum beraroma sampah yang di perkenalkan oleh Greenpeace Indonesia akan di gunakan sebagai alat edukasi untuk mendorong masyarakat agar lebih memperhatikan pelestarian lingkungan.

“Kami berupaya untuk menggunakan tools ini agar esensinya bisa membuat kita ngobrol lebih banyak dan membuat orang lebih memahami makna dan penyebab dari masalah lingkungan,” tambah Charlie.

Tiga varian parfum tersebut di rancang dengan kombinasi bahan-bahan alami, tidak akan di jual, dan di produksi dalam jumlah terbatas.

Kisah di Balik Proses Pembuatan Parfum Beraroma Sampah

Dedi Mahpud, seorang ahli kimia berusia 60 tahun dari Bogor, Jawa Barat, di pilih oleh Greenpeace Indonesia untuk meracik parfum ini.

Meskipun Dedi sudah terbiasa bekerja sama dengan berbagai pihak dalam meracik parfum, proyek kali ini di anggapnya unik dan belum pernah ia lakukan sebelumnya.

“Saya di minta untuk meracik parfum, tapi ini bukanlah parfum biasa,” ujarnya.

Dengan melalui serangkaian riset mengenai aroma yang di hasilkan oleh pencemaran dan polusi. Dedi berhasil menemukan sejumlah formula yang mampu mereproduksi aroma seperti bau polusi asli.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan