Somalia Larang Penggunaan TikTok dan Telegram Demi Cegah Penyebaran Propaganda Terorisme

JABAR EKSPRES – Pemerintah Somalia telah mengumumkan larangan terhadap penggunaan TikTok, Telegram, dan aplikasi judi online. Hal ini berupaya untuk mencegah “teroris” menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut sebagai sarana penyebaran propaganda.

Pernyataan resmi mengenai pelarangan TikTok dan Telegram ini di umumkan oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Somalia pada hari Minggu (20/8).

Lihat juga : New York Larang Penggunaan Aplikasi TikTok di Perangkat Pemerintah, ini Alasannya!

Dalam pernyataannya, Kementerian Komunikasi dan Teknologi Somalia menyatakan, “Untuk mempercepat perang terhadap teroris yang sudah menumpahkan darah rakyat Somalia, menteri komunikasi dan teknologi menginstruksikan perusahaan penyedia jasa internet untuk menangguhkan TikTok, Telegram, dan aplikasi judi 1XBET, yang kerap di pakai teroris menyebar klip grafis, foto, yang menyesatkan masyarakat.”

Pemerintah Somalia menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut di harapkan menerapkan larangan ini pada tanggal 24 Agustus.

Jika tidak mematuhi larangan tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghadapi tindakan hukum.

Setelah pengumuman ini, TikTok menolak untuk memberikan komentar dan menyatakan bahwa mereka masih menunggu komunikasi resmi dengan pemerintah Somalia terkait larangan ini.

Sementara itu, Telegram merilis pernyataan yang mengatakan, “Telegram secara konsisten menghapus konten propaganda teroris di Somalia dan seluruh dunia.”

Telegram juga menegaskan bahwa mereka secara aktif memonitor dan menghapus konten-konten berbahaya.

Reuters telah mencoba untuk mendapatkan komentar dari 1XBet, namun hingga saat ini belum ada respons dari perusahaan tersebut.

Larangan penggunaan ini menuai kritik dari beberapa individu yang sering menggunakan TikTok dan Telegram untuk keperluan bisnis di dunia maya.

Salah satu contohnya adalah Halimo Hassan, seorang penjual emas di TikTok. Yang mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pelanggan bisnisnya mungkin akan berkurang akibat larangan ini.

“Saya mendesak pemerintah untuk mengizinkan TikTok untuk publik, tapi tetap mengendalikan bagaimana penggunaannya dalam konteks kultural Somalia,” katanya.

Sejak Agustus tahun sebelumnya, Somalia telah mengintensifkan upaya dalam memerangi kelompok terorisme di wilayah tengah negara, termasuk Al-Shabaab yang memiliki afiliasi dengan Al Qaeda.

Dengan kerjasama milisi lokal, mereka telah melancarkan operasi untuk menghancurkan kelompok teroris ini dengan dukungan dari pasukan Uni Afrika dan serangan udara dari Amerika Serikat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan