Keji! Perawat di Inggris Suntikan Insulin dan Udara ke 7 Bayi Baru Lahir hingga Tewas

JABAR EKSPRES – Lucy Letby, seorang perawat Inggris yang telah terbukti bersalah atas pembunuhan 7 bayi baru lahir, yang dengan sengaja mengadminister suntikan insulin dan udara pada bayi-bayi tersebut.

Ia juga berusaha untuk membunuh enam bayi lain yang sedang di rawat di unit neonatal di sebuah rumah sakit di mana ia bekerja.

Menurut yang di laporkan oleh Reuters pada Sabtu (19/8/2023), Letby, yang berusia 33 tahun. Di jatuhi vonis bersalah dalam sidang di Pengadilan Manchester pada Jumat (18/8).

Lihat juga : 4 Fakta Hadiah Umrah yang Diganti TV dalam Acara Jalan Sehat

Dia di nyatakan bersalah atas pembunuhan lima bayi laki-laki dan dua bayi perempuan di Rumah Sakit Countess of Chester. Serta usaha membunuh beberapa bayi baru lahir lainnya antara tahun 2015-2016.

Vonis bersalah ini, seperti yang di wartakan oleh media lokal. Menjadikan Letby sebagai pembunuh berantai anak yang paling produktif dalam sejarah modern Inggris.

Dalam persidangan, jaksa mengungkap bahwa perawat asal Inggris ini meracuni 7 korban bayinya dengan memberikan suntikan insulin. Sementara bayi-bayi lainnya di berikan suntikan udara atau di paksa minum susu.

Tindakan ini terkadang di sertai dengan beberapa serangan sebelum korbannya meninggal.

“Saya sengaja membunuh mereka karena saya tidak cukup baik untuk merawat mereka dan saya adalah orang jahat yang mengerikan. SAYA SANGAT JAHAT TELAH MELAKUKAN HAL INI.” isi suatu catatan tangan yang di temukan polisi saat melakukan penggeledahan di rumah Letby setelah penangkapannya.

Dalam persidangan juga terungkap bahwa beberapa bayi korban adalah saudara kembar. Dalam satu kasus, Letby membunuh kedua bayi kembar tersebut. Sedangkan dalam dua kasus lain, ia hanya membunuh salah satu bayi kembar setelah gagal membunuh saudara kembar yang lain.

Bayi yang paling muda yang terlibat dalam kasus ini di ketahui baru berusia satu hari.

Kekejian yang di lakukan oleh Letby terungkap ketika beberapa dokter senior di rumah sakit tersebut mencurigai adanya peningkatan angka kematian yang tidak dapat di jelaskan di unit neonatal selama 18 bulan sejak Januari 2015.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan