JABAR EKSPRES – Kontingen Sukabumi, Jawa Barat menceritakan bagaimana perubahan cuaca ekstrem yang terjadi di Korea Selatan saat Jambore Internasional.
Sukabumi menjadi salah satu kontingen yang mengikuti agenda Jambore Internasional tersebut, khususnya para santri Hayatan Tayyiban dengan delegasi 7 siswa dan siswi SMA, 11 siswa dan siswi SMP, dan untuk perwakilan dari pesantren Assalam 3 orang siswa dan siswi.
Soal kondisi kontingen Sukabumi yang mengalami cuaca ekstrem tersebut diceritakan oleh H. Abdulloh Syafi’ie, M. Pd. yang merupakan Unit Leader Kontingen Sukabumi di Korea Selatan.
BACA JUGA: Tindak Tegas Kejahatan, Nongkrong Tengah Malam di Sukabumi Kena Ultimatum
Dirinya menceritakan bagaimana para peserta bisa melewati cuaca ekstrem yang tengah melanda negeri gingseng tersebut.
“Untuk saat ini alhamdulillah baik, namun beberapa peserta mengalami dehidrasi karena cuaca yang begitu ekstrem, dari hari pertama hingga kami di evakuasi cuacanya begitu panas. Rata-rata 34 derajat celcius, dan saat kita di evakuasi cuacanya hujan dan disertai angin yang saat kencang,” ungkap Abdullah melalui sambungan handphone kepada JabarEkspres.com pada Jumat, 11 Agustus 2023.
BACA JUGA: Cegah Kekerasan di kalangan Pelajar, KCD Wilayah 5 Sukabumi Bentuk Satgas Anti Tawuran
“Saat ini kita sudah dievakuasi salah satu Universitas di Korea,” imbuhnya.
Saat ditanya mengenai kepastian kapan kontingen Indonesia akan kembali ke Aanah Air, dirinya mengungkapkan bahwa untuk jadwal kepulangan kontingen yang berasal dari Indonesia tidak kembali dengan serentak, melainkan di bagi ke dalam dua sesi.
“Untuk kepulangan kontingen Indonesia dibagi ke dua batch, batch satu kepulangan 12 Agustus, untuk batch 2 kepulangan 14 Agustus 2023,” imbuhnya.
Menurut pengakuan Abdullah, badai taifun yang menerpa Korea Selatan ini terjadi pada Rabu, 9 Agustus 2023 sore hari. Selain itu, dirinya juga mengaku bahwa peringatan soal cuaca ekstrem di Korea Selatan sudah sering diingatkan agar bisa mengantisipasi hal hal yang tidak di inginkan. (Mg9)