Habib Ja’far dan Seni Muslim Xinjiang Semarakkan Festival Hijriah #4 di Bandung

JABAR EKSPRES – Habib Husein Ja’far Al Hadar turut hadir sebagai pengisi tausiyah pada malam puncak kemeriahan Festival Hijriah #4 yang digelar di Bale Asri Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat Kota Bandung pada Kamis, 27 Juli 2023.

Setelah sebelumnya Habib Ja’far juga mengisi acara Festival Hijriah di beberapa kota lain seperti di Jakarta pada 19 Juli 2023, Depok tanggal 22 Juli, dan Bekasi tanggal 24 Juli. Setelah di Bandung, Festival Hijriah juga akan berlangsung di Cirebon pada 30 Juli, Semarang tanggal 2 Agustus, Solo tanggal 5 Agustus, Yogyakarta tanggal 7 Agustus, dan Surabaya tanggal 10 Agustus.

Habib Ja’far malam itu tampil membahas toleransi dalam beragama, sesama manusia, serta sesama makhluk hidup yang menghangatkan suasana dinginnya Kota Bandung.

Ustaz yang akrab dengan kata ‘Log in’ itu menjelaskan bahwa Islam tidak pernah memandang pemeluk agama lain sebagai musuh.

BACA JUGA: Sejarah Awal Mula Adanya Tahun Hijriah sebagai Kalender Islam

“Kegiatan ini menjadi ruang bersama di tengah perbedaan kita di dalam satu ikatan yakni siapa yang bukan saudara mu dalam satu agama ia adalah saudaramu dalam kemanusiaan, itu kata Saidina Ali Bin Abi Talib,” kata Habib Ja’far.

Habib Ja’far tak menampik, masih banyak muslim yang masih memaknai secara sempit tentang ukhuwah islamiah.

“Orang menyempitkan makna ukhuwah islamiah sebagai persaudaraan orang-orang Islam saja. Ukhuwah itu persatuan Islam, dimana Islam di situ adalah sifat, segala kesatuan yang sesuai dengan nilai keislaman maka itu disebut kesatuan Islam meskipun yang bersatu itu bukan hanya orang Islam,” jelas Habib Ja’far.

“Malam ini di tengah perbedaan suku,agama kita bersama sama untuk hijrah, hijrah menjadi manusia yang lebih baik,” tambahnya.

Habib Ja’far juga mengaitkan adanya bazar UMKM dan suguhan seni muslim Xinjiang di Festival Hijriah tersebut. Menurutnya, hadirnya UMKM dan seni budaya menjadi salah satu cerminan dari perjuangan awal nabi Muhammad di awal masa hijrah.

“Malam ini ada seni musik maupun tarian dari muslim Xinjiang ada bazar, dua hal ini sebenarnya adalah yang diperjuangkan pertama dan utama oleh nabi Muhammad ketika beliau hijrah dari Mekah ke Madinah. Yang pertama dilakukan Muhammad adalah mempersaudarakan orang yang berbeda suku pada saat itu, yaitu mempersatukan orang mekah Muhajirin dan orang Ansor Madinah. Sebagaimana mana kita memperluas persaudaraan kita terhadap muslim di Xinjiang Tiongkok,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan