JABAR EKSPRES – Aksi pembakaran Al-Qur’an menjadi aksi provokatif yang kerap terjadi di Eropa sekarang ini.
Pertama, aksi penistaan kitab suci umat Islam itu terjadi di Swedia di saat umat Islam sedang merayakan Iduladha, Rabu, 28 Juni 2023.
Kemudian, aksi penistaan kitab suci umat Muslim ini juga terjadi Jerman. Kelompok Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama (DITIB) Turki-Muslim melaporkan bahwa salinan Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, telah dibakar dan dibuang di depan Masjid Mimar Sinan di Maulbronn, sebuah kota di barat daya Jerman, Sabtu, 8 Juli 2023.
Selanjutnya, aksi penodaan Al-Qur’an juga kembali terjadi di Swedia, kali ini berupa penginjakan salinan Al-Qur’an.
Kasus di Swedia tersebut nahasnya dilakukan oleh pelaku yang sama, yakni seorang sosok kontroversial asal Swedia-Irak bernama Salwan Momika. Pada kasus kedua, pelaku ini melakukan aksi provokatifnya itu di depan kedutaan Irak, Stockholm.
Tidak berhenti sampai di situ, aksi yang mencemari kitab suci umat Islam itu kemudian terjadi kembali di benua biru, kali ini di Denmark.
Adapun aksi penistaan agama yang terjadi di Denmark ini berupa pembakaran Al-Qur’an di Kopenhagen.
Buntut dari aksi penistaan Al-Qur’an tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran memanggil duta besar Denmark Jespar Vahr.
BACA JUGA: Resolusi PBB, Pembakaran Al-Qur’an Tidak Termasuk dalam Kebebasan Berekspresi
‘Aksi Pembakaran Al-Qur’an Adalah Islamofobia’
Salah satu negara Islam, Yordania, menyebut bahwa aksi pembakaran Al-Qur’an merupakan bentuk sentiment negatif yang dikenal sebagai islamofobia.
“Membakar Al-Qur’an adalah tindakan kebencian yang berbahaya, dan manifestasi Islamofobia yang memicu kekerasan dan menghina agama, dan sama sekali tidak dapat dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi,” kata Kementerian Luar Negeri Yordania, dikutip oleh JabarEkspres.com dari TRT World.
Aksi provokatif tersebut lantas kembali mengangkat persoalan Islamofobia ke permukaan.
Berikut ini merupakan penjelasan perihal Islamofobia. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Islamofobia merujuk pada ketakutan, kebencian, atau prasangka terhadap agama Islam dan orang-orang Muslim.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sikap diskriminatif dan permusuhan yang ditujukan kepada individu atau kelompok Muslim berdasarkan keyakinan agama mereka.
