JABAR EKSRES – Setelah aksi pembakaran di ibu kota Denmark, Kopenhagen, staf Kedutaan Besar Denmark di Irak dikabarkan pergi.
Kendati demikian, belum ada penjelasan resmi apa sebenarnya yang menyebabkan staf Kedutaan Besar Denmark itu pergi dari Baghdad.
Selain itu, pihak Denmark itu sendiri lewat Kementerian Luar Negerinya telah memberikan keterangan.
“Kami belum menarik diri dari Irak,” kata jubir Kemenlu Denmark, dikutip dari Antara.
Semenjak terjadinya aksi pembakaran Al-Qur’an di Denmark, negara-negara Muslim langsung memanggil utusan Denmark untuk dimintai pertanggungjawaban.
BACA JUGA: Buntut Kasus Penistaan Al-Qur’an, Irak Tidak Akan Menerima Duta Besar Swedia
Adapun aksi penistaan agama yang terjadi di Denmark ini berupa pembakaran Al-Qur’an di Kopenhagen.
Buntut dari aksi penistaan Al-Qur’an tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran memanggil duta besar Denmark Jespar Vahr.
Iran hendak menuntut Denmark untuk mengambil pertanggungjawaban atas penodaan Al-Qur’an ini.
“Kami yakin bahwa jika pemerintah Denmark sebelumnya bertindak secara bertanggung jawab dan efektif dalam menghadapi penghinaan terhadap kesucian Islam, saat ini tidak akan terjadi tindakan ofensif seperti itu,” kata Kemenlu Iran, dikutip dari Antara, Senin, 24 Juli 2023.
Tidak seperti Swedia, pemerintah Denmark telah menyampaikan penyesalan atas aksi penodaan Al-Qur’an tersebut.
Lebih dari itu, pihak Denmark juga telah mengecam atas aksi yang oleh Dubes Vahr sebut sebagai tindakan “memalukan”.
Dubes Vahr pun berjanji akan segera menyampaikan protes Iran kepada para pejabat di Kopenhagen.
Adapun aksi pembakaran Al-Qur’an di Denmark ini dilakukan oleh anggota kelompok marginal anti-Islam dan ultranasionalis Danske Patrioter (Patriot Denmark).
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 21 Juli 2023, di depan Kedutaan Besar Irak di Kopenhagen dengan perlindungan aparat setempat.