Terdapat 3 Kasus DBD, Desa Cicalengka Wetan Bentuk Satgas Fogging 

JABAR EKSPRES, KAB BANDUNG – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tengah jadi perhatian masyarakat, pasalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut, cukup dikhawatirkan menyerang anak-anak. Salah satunya kasus DBD terjadi di Desa Cicalengka Wetan.

Melalui informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar), tercatat sepanjang Januari hingga Juli 2023, kasus DBD berada di angka 7.512, dengan kematian sebanyak 49 orang.

Menyikapi hal itu, desa-desa melakukan pencegahan sebagai antisipasi berkembang biaknya nyamik demam berdarah.

Sekretaris Desa Cicalengka Wetan, Ardhi Saehari mengatakan, pihaknya membentuk Satuan Tugas (Satgas) Fogging, guna mengantisipasi kasus DBD.

BACA JUGA : Pasca 3 Tahun Vakum, Pemkot Bandung Gelar Lagi Asia Afrika Festival

“Pembentukan tim khusus itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) dari Kepala Desa. Kita bentuk satgas melaksanakan fogging. Soalnya melakukan fogging itu tidak sembarang, ada cara dan tekniknya,” kata Ardhi kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Senin (17/7).

Dia menerangkan, tim khusus atau satgas DBD  bekerja untuk penanganan dan pencegahan kasus demam berdarah. Pembentukannya dilakukan sejak 2020 lalu, bersamaan dengan satgas Covid-19.

Personilnya masih tergabung dalam Satgas Covid-19 Desa Cicalengka Wetan, namun tidak semua anggota tapi sebagian, tepatnya ada 3 orang yang ditunjuk menjadi Satgas Fogging.

Diketahui, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit mudah menular yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

BACA JUGA : Hadapi Musim Kemarau, Ancaman Kekeringan Hantui Warga Desa

Penularan demam berdarah sendiri terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar.

“Dengan Puskesmas kita selalu berkoordinasi, termasuk karena kita ada tim khusus fogging, sering diminta membantu desa lain untuk fogging,” ujarnya.

Ardhi menyampaikan, edukasi dan sosialisasi terkait ancaman nyamuk DBD selalu digaungkan, termasuk agar setiap warga bisa menjaga kebersihan di rumah masing-masing.

“Tidak hanya ketika pelaksanaan Posyandu, tapi kita pemerintah desa melalui setiap RT dan RW, selalu mengingatkan 3M kepada warga,” imbuhnya.

Diketahui, 3M merupakan langkah ideal dalam pencegahan nyamuk DBD, seperti Membuang genangan air tak terpakai, Menutup dan membersihkan wadah air, serta Mendaur ulang atau mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan