FITKes Unjani Edukasi Pemuda Cibeber Cegah Peningkatan Kasus IMS

JABAR EKSPRES – Meningkatnya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) di kalangan pemuda di Kota Bandung dan Cimahi menjadi perhatian banyak pihak. Termasuk dari dosen dan mahasiswa program studi D4 teknologi laboratorium medis fakultas ilmu dan teknologi kesehatan Unjani.

Untuk mencegah terus meningkatnya kasus, para dosen dan mahasiswa program studi D4 teknologi laboratorium medis fakultas ilmu dan teknologi kesehatan (FITKes) Unjani pun menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat (Pengmas).

Kegiatan yang berjudul Skrining HIV/AIDS, Hepatitis B, dan Sifilis serta Edukasi Kesehatan Guna Mencegah Infeksi Menular Seksual pada Kalangan Pemuda itu dilaksanakan di Aula Kelurahan Cibeber, Sabtu (15/7) dan diikuti sedikitnya 100 orang pemuda.

Ketua Pelaksana Kegiatan Patricia Gita Naully, M.Si mengatakan, alasan kegiatan dilakukan karena sejauh ini kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) di kalangan pemuda terus meningkat.

”Peningkatan kasus terjadi baik di Kota Bandung Maupun di Kota Cimahi,” ujar Patricia melalui siaran tertulisnya.

Sementara terkait pemilihan tempat untuk pelaksanaan kegiatan Pengmas Unjani, sebab Patricia menilai  Kelurahan Cibeber merupakan kelurahan dengan jumlah pemudanya yang banyak.

Apalagi di Kelurahan Cibeber dekat dengan area beberapa kampus. Sehingga, banyak anak muda yang kos dan tidak terpantau orang tua.

”Hal tersebut bisa meningkatkan perilaku beresiko terjangkit infeksi menular seksual,” ungkapnya.

Dia berharap, melalui Pengmas tersebut pemuda di Kelurahan Cibeber dapat memahami pengertian infeksi menular seksual, gejala HIV, Hepatitis B, dan sifilis.

”Kami juga berharap mereka bisa tahu cara penularan dan pengobatannya, sehingga dapat melakukan tindak pencegahan,” harapnya.

Selain memberikan edukasi, pada kegiatan tersebut juga dilakukan pemeriksaan medis, melalui pemeriksaan laboratorium, para peserta bisa mengetahui apakah mereka terinfeksi HIV, hepatitis B dan sifilis atau tidak.

”Deteksi infeksi menular seksual secara dini dapat menghentikan penyebaran HIV, hepatitis b dan sifilis,” terangnya.

Patricia mengaku kegitan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dosen dan mahasiswa program studi D4 teknologi laboratorium medis fakultas ilmu dan teknologi kesehatan Unjani bakal berkelanjutan.

”Skrining infeksi menular seksual perlu dilakukan terus menerus. Peserta yang mendapatkan hasil pemeriksaan negatif perlu tetap dipantau, terlebih peserta yang aktif melakukan hubungan seksual,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan