Cyberbullying Bahaya bagi Kesehatan Mental , Ini Cara Atasinya!

JABAR EKSPRES – Cyberbullying adalah segala bentuk kekerasan di dunia maya atau internet yang dilakukan oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak dan remaja.

Psikolog Associate LPT UI Depok, Rosana Dewi Yunita, M.Si, Psi. memberikan beberapa hal yang perlu diketahui oleh para orang tua dalam menghadapi cyberbullying pada anak.

Dengan perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, cyberbullying menjadi hal yang lumrah terjadi. Bahkan, penggunaan media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok menjadi salah satu tempat terjadinya cyberbullying.

“Dampak perundungan di dunia maya dan di masyarakat sama saja,” kata Rosanna mengutip dari Antara pada Minggu (16/7)

BACA JUGA : Waspadai Perilaku Anak, Korban Cyberbullying Melonjak

Perundungan daring/perundungan siber dan perundungan tatap muka memiliki dampak dan gejala yang sama, kata Rosanna. Oleh karena itu, perundungan dalam bentuk apapun merupakan masalah serius dan perlu segera diatasi.

Tanda-tanda perundungan siber di kalangan anak-anak dan remaja

Tanda-tanda cyberbullying yang mungkin dialami anak-anak dan remaja antara lain cemberut, pendiam, tidak komunikatif, dan tidak bersemangat. Anak-anak dan remaja yang mengalami cyberbullying dapat mengalami gejala psikosomatis selain perubahan perilaku.

Gejala psikosomatis adalah hubungan antara pikiran atau pikiran yang dapat memengaruhi kondisi tubuh dan sebaliknya.

Misalnya, seorang anak mungkin merasa kesakitan, tetapi pemeriksaan fisik tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit atau masalah kesehatan.

Anak-anak dan remaja yang mengalami cyberbullying dapat mengalami gejala fisik dan psikosomatis ini.

Selain itu, Rosanna mengatakan bahwa anak-anak dan remaja yang mengalami cyberbullying cenderung menjadi kurang termotivasi saat melakukan aktivitas dan hobi yang sebelumnya mereka sukai.

“Mereka terlihat senang dengan hobi yang sebelumnya mereka minati, tetapi ketika mereka di-bully, mereka menjadi tidak percaya diri dan menjadi takut untuk keluar dan bersosialisasi,” kata Rosanna.

Usia yang rentan terhadap perundungan siber di kalangan anak-anak dan remaja

BACA JUGA : Ini Dia Fitur TikTok Music yang Baru Rilis di Indonesia dan Brazil

Rosanna menjelaskan bahwa di zaman yang serba bebas dalam mengakses informasi saat ini, cyberbullying bukan lagi sesuatu yang berkaitan dengan satu atau beberapa kelompok usia, tetapi dapat terjadi pada semua kelompok usia. Anak-anak sekolah dasar bisa saja mengalami cyberbullying atau menjadi pelaku.

Tinggalkan Balasan