Ketika seorang anak terlibat dalam cyberbullying, hal itu mungkin disengaja atau tidak. Terkadang anak-anak ini hanya mengikuti apa yang mereka lihat di media sosial atau internet.
Misalnya, membuat komentar dengan bahasa yang kasar atau membuat video yang mempermalukan salah satu pihak atau pihak lain.
Tanpa disadari, mengikuti teman sebaya dan orang lain yang sering dilakukan oleh anak-anak, dapat berujung pada cyberbullying dan menjadikan Anda sebagai pelaku cyberbullying.
Peran orang tua dan guru dalam mencegah perundungan siber di kalangan anak-anak
Orang tua dan guru dapat melakukan hal ini dengan menanamkan pemahaman kepada anak-anak tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain. Ajarkan anak-anak Anda bagaimana bersikap terhadap orang lain.
Rosanna juga mengatakan bahwa peran agama juga tidak kalah penting dalam melindungi anak dari cyberbullying.
Tanamkan nilai-nilai agama mulai dari etika, sopan santun, dan aturan-aturan dalam berhubungan dengan orang lain.
“Sehingga anak-anak memiliki dasar yang kuat, baik saat berselancar di dunia maya maupun di lingkungan sekolah,” kata Rosanna.
Bantu anak-anak memahami nilai-nilai yang sesuai dan dapat mereka jalani. Jangan lupa untuk memberikan contoh. B. Bagaimana seharusnya anak-anak menghormati guru, teman, dan orang lain?
Orang tua dan guru memiliki peran dalam mengajarkan anak-anak bagaimana berperilaku untuk menghindari cyberbullying dan bentuk-bentuk penindasan lainnya.
Guru dapat menggunakan berbagai metode. B. Mengajarkan kebaikan melalui lagu, cerita, dan kegiatan pendidikan dan pembelajaran lainnya.
BACA JUGA : Hati-hati! Penjahat Siber Mengintai Pengguna Threads
Orang tua dan guru juga diharapkan untuk secara aktif berbicara dengan anak-anak untuk memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Doronglah anak-anak untuk berpendapat dan, jika memungkinkan, sambutlah semua yang mereka lakukan.
Jika anak kamu berpartisipasi dalam cyberbullying, cari tahu apa yang mendorong anak Anda melakukannya. Beri tahu mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu salah dan dorong mereka untuk belajar dari kesalahan mereka.
Namun, jika komunikasi secara normal tidak memungkinkan, segera konsultasikan dengan psikolog agar anak kamu mendapatkan penanganan yang tepat.