Program Siloka Sabanda Sakoper, Upaya Diskop UMKM Berdayakan Usaha Mikro Khusus

JABAR EKSPRES, BANDUNG – Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Diskop UMKM) tengah fokus memberdayakan Pedagang Kaki Lima (PKL) lewat program Satu Binaan PKL Satu Koperasi (Sabanda Sakoper).

Kepala Bidang Usaha Non-Formal Diskop UMKM Kota Bandung, Evy Oktaviyanti menuturkan, lewat program tersebut pihaknya mendorong agar para PKL bisa bergabung kedalam koperasi.

“Dalam rangka pemberdayaan usaha mikro khusus para pedagang pkl binaan, kita akan percepat menjadikan agregasi pembiayaannya melalui koperasi, jadi satu binaan pkl ini satu koperasi” ujar Evy, Selasa 11 Juli 2023

Kini, kurang lebih terdapat 23 titik PKL yang telah dibina oleh Diskop UMKM Kota Bandung. Program ini dirancang dikarenakan selama ini para PKL tidak bergabung kedalam koperasi. Padahal terkait gabungnya mereka kedalam koperasi telah diatur didalam nomenklatur Diskop UMKM.

BACA JUGA : Atasi Banjir di Kota Bandung, Rumah Pompa Jadi Strategi Pemkot

“Biar apa? Biar sesuai dengan nomenklatur Dinas Koperasi dan UMKM. PKL sendiri tidak menjadi anggota koperasi, dan kita akan mengarahkan ke sana” katanya

Menurut Evy, hal ini bersamaan dengan banyaknya keluhan dari PKL dalam beberapa tahun kebelakang terkait modal. Dirinya menganjurkan agar mereka bisa mengajukan pinjaman ke pihak bank, namun banyak terkendala oleh persyaratan.

“karena kan beberapa tahun ke belakang setelah pandemi pasti ngeluhnya modal, kita mengarahkan ke bank ternyata banyak benturan dalam arti persyaratannya. Nah kita bantu dan sebagainya untuk para pelaku usaha non formal khususnya,” jelasnya

“Kita bantu NIP dan lainnya untuk para pelaku nonformal ini. Dalam lingkup mereka, koperasi bisa meminjamkan modal, untuk produksi bisa teragregrasilah pembiayaannya. Sehingga tidak ada celah mereka meminjam ke rentenir,” tambahnya.

Siloka Sabanda Sakoper ini nantinya dibarengi dengan dukungan Asosiasi PKL. Setiap satu binaan PKL yang dibawahi oleh forum maupun asosiasi bisa mendukung dalam proses terbentuknya koperasi.

BACA JUGA : Villa Isola Bandung: Sejarah Panjang Belanda, Jepang hingga UPI

“Kita sosialisasinya menuju ke pra koperasi. Ternyata ada binaan kita yang sangat antusias dengan dukungan pak RT/RW nya yaitu Sultan Agung. Mereka siap dan kita akomodir untuk pembiayaannya,” ungkapnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan