Relawan Kaesang Menang Incar Delapan Tuyul yang Ada Di Depok

JABAR EKSPRES – Relawan pendukung Kaesang Pangarep sebagai calon Wali Kota Depok menggelar diskusi publik di Situ Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok menyuarakan untuk menangkap delapan tuyul yang ada di Kota Depok.

Seruan tersebut tertulis pada spanduk yang terpasang di lokasi diskusi publik yang bertajuk ‘Menakar Komitmen Lingkungan Calon Wali Kota Depok Kaesang Pangarep’ yang diselenggarakan Relawan Kaesang Menang, Minggu (2/7) sore.

Seruan menangkap 8 tuyul yang dimaksud, antara lain pelaku kekerasan seksual, sindikat prostitusi anak, tukang gusur sekolah, pembuat kebijakan intoleran, pemain program dan anggaran, perusak lingkungan, mafia tanah dan maling setu, serta pengutip retribusi ilegal.

BACA JUGA: Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Ditolak MK

Founder Yayasan Pohon Emas Nusantara (PENA Foundation), Sandi Hanafia yang turut hadir dalam diskusi tersebut mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan 8 tuyul itu memang relevan dengan isu Depok saat ini.

“Sempat viral kan isu tuyul dan babi ngepet di Depok, juga poin-poinnya memang sedang menghangat di Depok,” ujar Sandi Hanafia.

Menurut Sandi soal isu situ yang hilang, dirinya sangat concern, bahkan pada 2018 dirinya keras berbicara Situ Gugur di Kelurahan Pasir Putih Sawangan yang diuruk dan ada juga situ yang menurut informasi dijadikan perumahan.

BACA JUGA: MK Putuskan Pemilu Tetap Proporsional Terbuka, Ridwan Kamil: Yes!

“Bahkan dari 33 situ, yang masih eksisting dan aktif hanya 19 s.d 20 an situ, pada 2020 Paripurna RTRW sampai sekarang juga belum ada turunannya. Dulu ada istilah ‘kalau dulu Depok banjir Jakarta kelelep,’ eh, sekarang (banjirnya) sudah sedengkul,” kata Sandi.

Menurut Sandi, belum integralnya dalam membangun dan melestarikan lingkungan di Kota Depok.

“Ini kan tidak ada, eksekutif dan legislatifnya pun tidak sinergi,” papar Sandi.

Juga terkait pemenuhan ruang terbuka hijau yang seharusnya 30 persen, tetapi saat ini Menurut informasi yang saya ketahui baru ada 12,8 persen dan pemerintah tidak bisa memaksimalkan tanah-tanah partikelir, seperti pervonding dan SK Kinag.

BACA JUGA: Uu Diusulkan Jadi Cawapres Ganjar, Ridwan Kamil Berikan Doa

“SK Kinag itu aja masih dikuasai raja-raja kecil di wilayah,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan