Urban Farming Terintegrasi RW 05 Dago Hasilkan Logam Mulia Hingga Bali

JABAR EKSPRES – Urban farming yang terintegrasi dalam pengolahan sampah sukses membuat keasrian dan keunikan yang khas di RW 05 Dago, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Dabaresih RW 05 Dago, Agus Sukaryat mengungkapkan bahwa pengolahan sampah organik di wilayahnya dilakukan setiap hari Sabtu pukul 08.00 WIB.

Petugas akan datang mengambil sampah tersebut dari rumah ke rumah. Setiap warga di wilayah itu, diberikan fasilitas berupa ember terpilah. Nantinya, petugas akan mengambil sampah itu dan mengumpulkan sampah itu ke satu titik di pos Dabaresih.

BACA JUGA: Cuma Rp10 Ribu! Tepi Kota Healing, Rekomendasi Wisata Bandung Low Bugdet

Sampah organik tersebut diolah menggunakan bata terawang, loseda, drum composer, dan wadah sisa makanan (wasima). Nantinya, hasil olahan tersebut akan menghasilkan pupuk padat, eco enzim, dan microorganism lokal (MOL).

“Hasilnya juga terintegrasi dengan Uber Farming. Ada Buruan Dabaresih juga. Kita libatkan warga untuk mengelolanya. Di sini kita buat penghijauan tematik tiap gang. Ada gang jahe, ada gang tanaman hias. Media tanamnya dari galon yang ada di bank sampah,” jelasnya.

Selain sampah organik, sampah anorganik warga dapat mereka tabung di bank sampah. Di sana, petugas akan memilah sampah yang dapat diolah kembali. Sampah yang telah dipilah akan diangkut ke bank sampah induk Kota Bandung dengan jadwal sebulan dua kali. Selain itu, mereka juga menerima minyak jelantah.

BACA JUGA: Kuliner PKL Sultan Agung Bandung: Harga Pas di Kantong, Rasa Ga Bisa Boong!

Sampah anorganik yang tidak diterima di bank sampah induk Kota Bandung, nantinya akan dipergunakan untuk kreasi daur ulang. Contohnya, saat perayaan 17 Agustus. Warga akan membuat kreasi daur ulang sampah dalam bentuk ecobricks.

“Karena sampah sachet itu belum bisa diterima atau ditampung bank sampah induk, sehingga kami olah saja jadi kreasi ecobricks. Bisa jadi kursi dan meja. Kami bikin tikar juga,” kata Agus Sukaryat.

Dengan program urban farming yang terintegrasi dalam pengolahan sampah ini, sudah ada 5 warga RW 05 Dago yang menukarkan sampah menjadi logam mulia. Jika tabungan mereka telah mencapai Rp44 ribu, mereka dapat menukarkannya dengan logam mulia seberat 0,025 gram.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan