Ponpes Al Zaytun, Pengguna Mazhab Bung Karno Menggemparkan Dunia Islam! Perempuan Khatib Shalat Jumat??

Terkait kebijakan ini, Panji bercerita tentang percakapan imajinernya dengan Bung Karno.

Dalam percakapan tersebut, Panji mengakui bahwa ia pernah di tegur oleh Bung Karno karena mengambil langkah tersebut.

Namun, Panji menjawab, “Bung Karno mengatakan agama itu adalah rasional. Mereka yang tidak rasional bukanlah orang beragama. Bung Karno ingat bahwa Bung Karno pernah mengucapkan kata “merdeka”. Panji menambahkan, “Aku merdeka dalam ruh dan pikiran.”

Prof. Amany Lubis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Perempuan Remaja dan Keluarga (PRK), menjelaskan bahwa praktik shalat berjamaah telah di atur oleh mazhab-mazhab imam.

enurutnya, dalam mazhab Syafi’i, perempuan seharusnya berada di belakang shaf laki-laki saat menjadi makmum, baik itu dalam shalat berjamaah bersama keluarga di rumah maupun di masjid.

Namun, Amany juga menyatakan bahwa dengan perkembangan zaman, posisi perempuan dalam shalat berjamaah bisa berada di sebelah laki-laki, dengan adanya pemisah.

Hal ini dapat di terapkan, misalnya, di Masjid Nasional Istiqlal dan di izinkan oleh sebagian ulama.

Baca juga : FAKTA BARU!! Skandal Jombingo, Aplikasi Belanja yang Menggemparkan dengan Dugaan Penipuan Besar

Namun, yang tidak di perbolehkan adalah bercampurnya laki-laki dan perempuan di dalam masjid dengan duduk bersebelahan secara acak. Menurut Amany, hal ini dapat menimbulkan kekacauan.

Amany menekankan bahwa ajaran Islam ada untuk memuliakan perempuan dan laki-laki. Semua manusia di hormati dengan ajaran agama Islam yang benar.

Oleh karena itu, tidak perlu menganggap bahwa jika perempuan berada di belakang shaf laki-laki berarti perempuan tidak di hormati.

Terkait hal ini, Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) meminta Ma’had Ponpes Al Zaytun untuk menghormati perempuan dengan tetap mengikuti tata cara shalat yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Mursyidah Thahir, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU, menjelaskan bahwa bentuk penghormatan terhadap perempuan dalam shalat berjamaah seharusnya mengikuti apa yang di ajarkan oleh Nabi.

Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa barisan pertama dalam shalat berjamaah di isi oleh jamaah laki-laki dewasa, di ikuti oleh barisan anak laki-laki, dan barisan terakhir di isi oleh jamaah perempuan dewasa.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan