Seorang Suami Viralkan Kasus Istri Meninggal saat Mau Melahirkan

JABAR EKSPRES – Seorang suami asal Sumatera Selatan membeberkan rasa kecewanya terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Pauh, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumsel. Hal tersebut, dikarenakan pihak puskesmas dikatakan telah lalai dalam menangani Istrinya yang akan melahirkan.

Pasalnya, sang Istri sudah pecah ketuban. Namun, pihak puskesmas tidak dapat memberikan penanganan gawat darurat karena bidan dan perawatnya sibuk akan pergi tidur.

Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 9 Mei 2023 lalu, saat waktu menjelang malam. Dan pihak puskesmas baru melakukan rujukan pada pukul 5 pagi di tanggal 10 Mei.

Naas, akibat ketidaksigapan bidan dan perawat di puskesmas tersebut, sang Istri dan anak yang ada di dalam kandungannya dinyatakan meninggal dunia.

Sebelumnya, sang Suami (inisial LS) sudah memohon-mohon kepada bidan dan perawat agar Istrinya segera mendapatkan rujukan karena akan melahirkan.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Muratara Tasman Majid menanggapi kesalahan yang telah dilakukan para pegawai puskesmas tersebut.

Dia mengutarakan, bahwa kedua bidan dan seorang pegawai yang bertugas di Puskesmas Pauh akan ditarik ke Muara Rupit, Ibukota Musi Rawas Utara (Muratara).

Ketiga pegawai tersebut akan dilakukan pembinaan kembali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara akibat dari kelalaian mereka.

“Mereka kita tarik dulu ke Ibukota, istilahnya itu mereka akan kita magangkan lagi, mungkin nanti kita tempatkan di RSUD Rupit,” tutur Tasman, Selasa (30/5), dikutip dari TribunSumsel oleh JabarEkspres.com, Rabu (31/5).

Menurutnya, ketiga nakes tersebut sudah memiliki pengalaman dalam menangani persalinan atau pengobatan terhadap pasien selama bertugas.

Namun, saat ini mereka perlu diberikan wawasan tambahan dalam berkomunikasi dengan pasien dan menanamkan jiwa sosial dan pentingnya nilai kemanusiaan.

“Mereka ini bukan nakes baru, sudah lumayan berpengalaman. Dalam kasus ini, mereka mengakui ada salahnya juga. Salah komunikasi dengan keluarga pasien, ada miskomunikasi, bercampur suasana panik juga,” tambahnya.

Mengenai sanksi yang akan diberikan kepada ketiga nakes tersebut, Dinas Kesehatan belum mengambil keputusan pasti karena masih menunggu keterangan tertulis dari pihak manajemen Puskesmas Pauh untuk berikutnya dilaporkan kepada Bupati Muratara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan