Topan Mendekat, Pakistan Evakuasi 80 Ribu Penduduk

Di Pakistan, masyarakat pesisir di provinsi Sindh diperkirakan akan menerima curah hujan mencapai 30 cm (12 inci) dan menghadapi gelombang badai setinggi 3,5 meter (12 kaki), yang berpotensi menyebabkan banjir di daerah dataran rendah.

Sindh merupakan provinsi terpadat kedua di Pakistan. Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional telah memberikan instruksi kepada penduduk di bagian selatan negara tersebut yang mungkin terkena dampak.

Departemen Meteorologi Pakistan telah memperingatkan bahwa rumah-rumah tradisional yang terbuat dari lumpur dan jerami, yang menjadi tempat tinggal bagi orang-orang miskin di Pakistan, rentan terhadap kerusakan akibat topan.

Namun, di pemukiman Haji Ibrahim yang terdiri dari bangunan-bangunan semacam itu, seorang nelayan bernama Abu Bakar mengatakan bahwa kekhawatiran tentang kehilangan mata pencaharian masih ada.

“Perahu, kambing, dan unta kami adalah aset kami,” kata pria berusia 20 tahun tersebut. “Kami tidak bisa mengorbankan keselamatan mereka.”

“Ikhtiar kami adalah menyelamatkan hidup kami jika bahaya sudah dekat,” tambahnya.

Kota terbesar dan terpadat di Pakistan, Karachi, juga diperkirakan akan terkena dampak debu dan badai petir dengan kecepatan angin hingga 80 km/jam (50 mph).

Papan reklame akan disingkirkan dan 70 bangunan rentan dievakuasi sementara pembangunan di seluruh area yang terkena dampak akan dihentikan.

Para pejabat mengakui bahwa perubahan iklim memiliki dampak buruk dalam kejadian ini. Hujan lebat dan angin kencang pada Sabtu malam telah menewaskan 27 orang di barat laut Pakistan, termasuk delapan anak.

“Tidak diragukan lagi, ini adalah dampak merugikan dari perubahan iklim,” tulis Perdana Menteri Shehbaz Sharif di Twitter pada hari Minggu.

Topan terkuat yang pernah melanda Pakistan adalah topan Keti Bandar pada tahun 1999, yang merupakan badai kategori 3 dalam skala Saffir-Simpson. Badai tersebut menyebabkan kematian 6.200 orang di distrik Thatta yang miskin di Sindh. Distrik ini juga berpotensi terkena dampak dari topan Biparjoy.

Di negara bagian Gujarat, India, topan pada tahun 1998 menewaskan setidaknya 4.000 orang dan menyebabkan kerusakan diperkirakan mencapai ratusan juta dolar.

Biparjoy telah menunda awal musim hujan tahunan di negara bagian selatan Kerala, tetapi saat ini kondisinya mendukung kemajuan hujan yang sangat dibutuhkan di beberapa bagian negara bagian Maharashtra, Karnataka, Andhra Pradesh, dan Tamil Nadu, menurut kantor cuaca.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan