SEMENJAK diterpa wabah virus corona, banyak orang kehilangan pekerjaan. Sekalipun kini situasi mereda, sebagian pedagang yang bertahan dengan usahanya, masih merasakan dampaknya.
Dari banyaknya pedagang itu, sentra jual-beli senapan angin di Cipacing, Kabupaten Bandung pun merasakan hal yang sama. Kondisi lebih baik tak dialami mereka, kendati pandemi reda.
Kawasan Cipacing memang dikenal sejak lama sebagai daerah pengrajin senapan angin. Cukup banyak pedagang yang masih bertahan hingga hari ini.
“Omset sekarang sama dulu beda. Berkurang semenjak pandemi kemaren,” ujar Wawan (38), seorang penjual senapan angin, saat ditemui Jabarekspres.id, belum lama ini.
Dirinya berterus terang, penjualan senapan angin merosot tajam. Dari yang semula bisa menjual lebih dari 20 senapan angin, kini hanya tiga sampai empat senapan yang laku terjual.
Jenis senapan angin saat ini sudah banyak variannya. Wawan merinci, dari mulai model biasa yang kisaran harga sekitar Rp.2.000.000 hingga model terbaru dengan harga di atas Rp.10.000.000.
Hadapi Pedagang Online
Tantangan dihadapi para pedagang senapan angin di Cipacing. Selain bergelut dengan sepinya pembeli, mereka pun mesti bersaing dengan pedagang via online.
Senapan angin impor dengan kualitas bagus pun banyak dijual dalam toko online. Tentu dengan kisaran harga yang relatif murah. Para penjual senapan angin di Cipacing, pada akhirnya dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan nilai pasar tersebut.
Seperti halnya yang diungkapkan Riki (31). Pedagang senapan angin itu, mulai beradaptasi dengan medium jual beli secara online. Sejauh ini, Riki memulai lewat promosi di akun sosial media.
“Saya jual di Facebook, Instagram, dan lain-lain,” ujarnya.
Selain itu, demi mempertahankan usahanya, para pedagang harus memiliki daya saing dengan penjual senapan angin produksi pabrikan luar negeri.
“Harus berani bersaing, sekarang produksinya menurun. Banyak kualitas pabrikan (luar negeri) dengan harga yang murah,” tambahnya.
Riki mengaku bahwa dirinya telah meningkatkan model senapan dan teknologi senapan produksinya. Hal itu demi persaingan di pasar yang kini didominasi online shop.
“Sekarang saya sudah mengacu ke lisensi, mengejar kualitaslah, biar sama (dengan senapan pabrikan luar) gitu,” ujarnya.