Oleh: Asep Hilman
Terinspirasi oleh acara “Halalbilhalal” yang secara rutin sering digelar oleh berbagai komunitas masyarakat di Indonesia, terselip renungan untuk memaknai peristiwa tahunan tersebut. Halalbilhalal adalah budaya khas Indonesia yang umumnya berupa acara maaf-memaafkan pada hari Lebaran, sehingga mengandung unsur silaturahim. Dalam bahasa Arab sendiri halalbihalal berasal dari kata halla atau halala yang mempunyai banyak arti sesuai dengan konteks kalimatnya.
Dalam hal ini mungkin yang mengena dengan keberadaan kita sekarang antara lain penyelesaian problem (kesulitan), meluruskan benang kusut masalah, mencairkan komunikasi yang beku, atau melepaskan ikatan yang membelenggu. Kilas balik kita ke belakang, menempatkan pengertian yang terakhir ini terasa sangat kontekstual untuk menjadi tafakur bersama menjalin silaturahmi dan mengisi hari hari khususnya bagi yang telah berusia lanjut.
Menatap dan mengingat masa lalu akan selalu menyisakan kenangan sekaligus introspeksi atas pilihan perjalanan hidup sebagai pegawai atau pemimpin diberbagai lapangan kehidupan. Kebersamaan ketika bekerja atau berdinas berupa senda gurau, canda tawa atau jabat tangan manakala mendapat amanah dan kebahagiaan, apapun cara dan bentuknya biarlah menjadi masa lalu dan tersimpan sebagai kenangan indah dalam lubuk hati kita masing-masing.
Saat ini khususnya bagi yang sedang menjelang atau sudah berusia uzur, sejatinya harus bersepakat bahwa yang utama harus dilakukan adalah Instropeksi dengan selalu bertobat memohon ampunan Allah SWT atas perbuatan munkar yang sadar ataupun tidak sadar telah dilakukan membersamai perjalanan tugas baik sebagai pegawai maupun sebagai pemimpin.
Bagaimana bentuk dan rupa kemungkaran dimasa lalu hanya Allah SWT dan hati kita masing masing yang mengetahuinya dan semoga menjadi dasar permohonan ampun dan pertobatan kepada Allah Al-Ghaffar.
Selanjutnya di sisa umur saat ini, seyogianya dzikrullah menjadi pengendali untuk Instropeksi atas deposit kebaikan dan amal ibadah selama ini yang mungkin saja minus dibanding dengan perilaku munkar yang telah dilakukan.
Oleh karena itu cita rasa qolbiyah Halalbilhalal ini dimanapun dilaksanakan diharapkan bukan sekedar arena seremonial temu fisik “paamprok jonghok, patepung lawung lawas teu patepang, sosonoan kangen-kangenan”, lebih dari itu semoga membawa makna saling mengingatkan untuk beberapa hal yang mungkin selama bekerja dan bertugas alpa dan lupa atau bahkan tidak tahu karena saat itu mungkin saja niat bekerja sekedar hanya untuk menggugurkan kewajiban sebagai pegawai, sehingga sangat mungkin tergoda ambisius dan hedonistik berorientasi pada pemenuhan materialistik semata serta miskin nilai nilai ibadah.