Apa itu Thalasemia, Kenapa Penderitanya Harus Transfusi Darah seumur Hidup?

3. Suplemen asam folat.

Orang yang menerima transfusi darah dan khelasi mungkin juga membutuhkan suplemen asam folat. Sebab, asupan asam folat dapat membantu sel darah merah berkembang.
Transplantasi sumsum tulang, atau sel punca. Sel sumsum tulang menghasilkan sel darah merah dan putih, hemoglobin, dan trombosit. Dalam kasus yang parah, transplantasi dari donor yang kompatibel mungkin merupakan pengobatan yang efektif.

4. Pembedahan.

Prosedur pembedahan menjadi pilihan apabila pengidap penyakit ini memerlukan perbaikan kelainan tulang.
Selain itu, penting bagi anak yang mengidap thalassemia untuk menerapkan pola hidup sehat. Untuk informasi lebih lengkap, kamu bisa membaca artikel: Ibu, Ini Pola Hidup Sehat untuk Anak dengan Thalasemia.

Pencegahan Thalasemia

Langkah pencegahan yang selama ini dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI untuk mengurangi angka penderita Thalasemia diantaranya dengan menghindari perkawinan pada kedua pasangan pembawa thalasemia.

Hal ini karena satu orang saja yang membawa thalasemia bisa berpotensi menurunkan penyakit ini pada bayinya, lalu jika dua-duanya positif maka dipastikan sang anak akan menjadi pengidapnya juga.

Sehingga bagi pasangan yang ingin merencanakan kehamilan perlu menjalani tes darah untuk melihat nilai hemoglobin dan melihat profil sel darah merah di dalam tubuh mereka.

Caranya yakni dengan melakukan skrining thalassemia, menjalani konsultasi genetik serta melakukan pemeriksaan prenatal.

Namun bukan berarti pemerintah melarang perkawinan bagi pasangan yang dua-duanya menjadi pembawa thalasemia. Seperti yang diungkapkan spesialis penyakit dalam konsultan hematologi dan onkologi medik Prof dr Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM.

“Boleh saja, kan menikah itu hak asasi manusia, yang menentukan menikah atau tidak kan bukan kita, Asal mereka tahu kalau menikah, ada kemungkinan anaknya terkena thalasemia,” ujarnya. **

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan