Apa itu Thalasemia, Kenapa Penderitanya Harus Transfusi Darah seumur Hidup?

Thalassemia merupakan penyakit yang bersifat genetik atau keturunan. Bila ada salah satu dari orang tua pengidapnya adalah pembawa faktor kelainan tersebut akibat mutasi genetik atau penghapusan fragmen gen kunci tertentu.

Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga mengancam keselamatan jiwa.

Gejala Thalassemia

Bagi pendertia Thalasemia, ada beberapa gejala yang harus diwaspadai, meski kadang tidak semua gejala tersebut terjadi pada penderitanya.

Hal ini tergantung dari jenis thalasemia apa yang diidapnya dan seberapa parah kondisi pasiennya.

Namun secara umum, gejala Thalasemia bisa dilihat secara fisik. Dilansir dari berbagai sumber, berikut gejalanya:

1. Kelelahan.
2. Kelemahan.
3. Kulit pucat atau kekuningan.
4. Deformitas atau perubahan bentuk tulang wajah.
5. Pertumbuhan lambat.
6. Pembengkakan perut.
7. Urin gelap. Namun, kondisi ini tak hanya menjadi indikasi thalassemia. Sebab, cholangitis juga dapat menimbulkan urin gelap. Yuk, ketahui informasi lengkapnya pada artikel: Urine Berwarna Gelap,

Gejala Thalasemia sebagian besar diketahui pada anak-anak saat mereka berusia 2 tahun. Sementara itu, sebagian pengidap kondisi ini yang sudah dewasa mungkin tidak menyadari bahwa mereka adalah pembawa sampai mereka memiliki anak dengan thalassemia.

Pengobatan Thalassemia

Pengobatan untuk pasien yang sudah terdiagnosis Thalasemia disesuaikan dengan tingkat keparahannya, tidak semua pasien thalasemia harus transfusi darah seumur hidupnya. Karena Thalassemia ringan umumnya tidak memerlukan pengobatan.

Baca juga :  Menikah? Cek Pemeriksaan Thalasemia Dulu! Langkah Penting untuk Masa Depan Kamu dan Pasangan

Berikut metode pengobatan Thalasemia berdasar tingkat keparahannnya :

1. Transfusi darah.

Pengobatan dengan transfusi darah biasanya digunakan untuk pengidap thalassemia mayor, hal ini untuk mengisi kembali kadar hemoglobin dan sel darah merahnya. Umumnya membutuhkan antara delapan dan 12 transfusi setahun. Sementara itu, pengidap thalassemia yang tidak terlalu parah membutuhkan hingga delapan transfusi setiap tahun atau lebih pada saat stres, sakit, atau infeksi saja.

2. Khelasi besi.

Tindakan Ini melibatkan pembuangan kelebihan zat besi dari aliran darah. Sebab, terkadang transfusi darah yang terlalu sering dapat menyebabkan kelebihan zat besi. Kondisi ini dapat merusak jantung dan organ lainnya. Dokter mungkin meresepkan deferoxamine, obat yang pemberiannya melibatkan suntikan pada bawah kulit atau ke dalam otot.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan