Keunikan Kampung Adat Cireundeu di Cimahi, Cocok untuk Pecinta Alam dan Budaya

Konsistensi masyarakat adat dalam mengonsumsi rasi sebagai makanan pokok menjadikan mereka tidak pernah mengonsumsi beras, sebagai bentuk pelestarian ajaran dari para sesepuh.

Paru-paru Cimahi

hutan cirendeu
NET/ Yusak Persada

Ketika Anda berada di sini, Anda akan melihat keberadaan hutan yang disebut oleh masyarakat lokal sebagai “leweung”. Penting untuk dicatat bahwa hutan di Kampung Cireundeu merupakan sumber oksigen terbesar di Kota Cimahi.

Terdapat tiga leweung di Cireundeu, yaitu Leweung Baladahan, Leweung Larangan, dan Leweung Tutupan.

Leweung Baladahan adalah hutan yang menghasilkan tanaman kebun seperti singkong, kacang-kacangan, dan lainnya.

Leweung Tutupan terdiri dari berbagai jenis tanaman herbal yang ditanam, seperti pohon rendeu, mahoni, toga, dan babadotan.

Sesuai dengan namanya, Leweung Larangan adalah hutan yang tidak diperbolehkan untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Masyarakat kampung adat mempercayai dan menjaga nilai-nilai sakral yang terkait dengan hutan larangan tersebut.

Rute Kampung Adat Cireundeu

Kampung Adat Cireundeu berjarak sekitar 15 kilometer dari Kota Bandung, dengan waktu tempuh sekitar satu jam.

Anda dapat mengunjunginya melalui rute yang meliputi Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Jalan Dr. Djunjunan, Tol Pasteur, Gerbang Tol Pasteur I, Jalan Raya Leuwigajah, Jalan Kerkof, Jalan Saptadaya, dan akhirnya sampai di Kampung Adat Cireundeu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan