JABAR EKSPRES – SMA Negeri 21 Bandung mengaku adanya kecerobohan atau kelalaian dari pihaknya terkait kasus pembatalan study tour ke Yogyakarta bagi para siswa kelas 11.
Diketahui, batalnya pemberangkatan study tour ke Yogyakarta oleh siswa kelas 11 pada Rabu, 24 Mei 2023 kemarin, diduga karena adanya oknum dari pihak travel yang membawa kabur uang perjalanan.
Kepala Sekolah SMAN 21 Bandung, Dani Wardani mengatakan bahwa dalam proses pembayaran biaya perjalanan studi tour tersebut, sempat diberikan kepada salah satu rekening pribadi milik tour leader atau freelance marketing travel oleh pihak panitia yang diketuai oleh wakil kepala sekolah (Wakasek) bidang kesiswaan.
BACA JUGA: Pulang ke Tanah Air, Korban TPPO Myanmar Asal KBB Jalani Shock Therapy
Padahal kata dia, dalam MOU atau ketentuan yang dikeluarkan oleh pihak travel bahwa proses pembayaran harus melalui rekening perusahaan.
“Nah ini memang adalah keteledoran dari pihak kita, karena sebetulnya hal itu menjadi pertanyaan saya juga. Karena di dalam mou-nya itu sudah tertera rekening itu (perusahaan). Tetapi kenapa sampai ke tour leadernya (rekening pribadi),” ucapnya saat ditemui di SMAN 21 Bandung, Kamis 25 Mei 2023.
Dani mengaku, uang yang di raib dibawa oleh oknum tour leader tersebut sebesar Rp368.750.000, bahkan dalam perjalanannya pihak sekolah telah mentransferkan uang sebanyak 20 kali ke pihak travel.
“Disitu saya percayakan sepenuhnya kepada ketua panitia dan reng-rengannya. Jadi artinya uang yang masuk dari siswa itu dikumpulkan lalu ditransfer. Nah saya hanya mengontrol dari sisi berapa uang yang sudah masuk (di transfer) ke pihak travel,” ungkapnya.
BACA JUGA: Dana Study Tour SMAN 21 Bandung Diduga Dibawa Kabur, ini Respon Pihak Travel
Dalam melakukan transfernya, Dani mengaku bahwa pihak sekolah sempat diminta untuk melakukan pembayarannya ke rekening pribadi tour leader.
“Jadi atas saking percayanya kita panitia dan atas permintaan dari tour leader (mentransfer ke rekening pribadi), itu lalu dipenuhi. Tapi sebetulnya yang pertama itu bukan langsung ke TL (tour leader) tetapi ke perusahaan dan yang keduanya diminta DP untuk bis. Jadi transfernya itu atas nama rekening orang lain. Yang ketiga mungkin dimintanya langsung ke TL,” katanya