Untung Rugi, Penggunaan Metode Teknologi RDF untuk Pengelolaan Sampah di Kota Bandung

JABAR EKSPRES – Penggunaan Metode Refuse Derived Fuel (RDF) terkait pengelolaan sampah di Kota Bandung, menghasilkan pro-kontra dari berbagai pihak. Terlebih, tahun ini rencananya terdapat tiga wilayah yang akan dibangun terkait metode ini.

Kepala Bidang Pengoperasian Instalasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PPLB3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Salman Faruq, menuturkan, ketiga wilayah yang rencananya akan diterapkan Metode pengelolaan sampah teknologi RDF meliputi Cicabe, Nyengsered, dan Tegallega.

“Rencananya, kita menambah di 3 titik yah tahun ini. Ini kan bantuan dari pemerintah pusat kan ya, melalui kementrian PUPR. Tiga titik itu Cicabe, Nyengsered, dan Tegallega,” ujar Salman Faruq kepada Jabar Ekspres, Senin (8/5).

Kini, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Cicukang Holis, menjadi satu-satunya lokasi yang telah mengaplikasikan Teknologi RDF. Yang mampu mengolah limbah dan sampah sebanyak 10 ton perhari.

Menanggapi proses pengelolaan sampah menggunakan teknologi RDF, yang nanti pada saat proses pembakaran menghasilkan emisi gas buang mengandung zat B3, kemudian menghasilkan polusi udara.

Salman menegaskan, pada saat pengelolaan sampah menggunakan teknologi RDF, TPST hanya mengolah sampah kedalam bentuk kecil dan tidak melakukan proses pembakaran.

Justru hal ini dapat menguntungkan. Selain sampah yang dapat diolah, sampah juga mampu menjadi compairing bahan pengganti bagi industri, yang biasanya bergantung pada batu bara.

“Di TPST, tidak ada pembakaran sama sekali. RDF itu kan dibakarnya di Industri, sebagai pengganti batu bara. Jadi, nanti industri yang biasa menggunakan batu bara kita ganti 10 persennya oleh RDF ini. Jadi, compairing dari batu bara itu sendiri,” tegasnya.

“Banyak yang berpikir disitu kita bakar, padahal engga. Kita hanya mencacah saja,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat (Walhi Jabar), Meicky W. Paendong mengatakan, dirinya menyayangkan terkait pemilihan metode RDF yang dilakukan pemkot dalam melakukan pengelolaan sampah di Kota Bandung.

“Teknologi RDF sebagai satu solusi pengelolaan sampah yang baik itu, kami tidak sepakat, menyayangkan dan kecewa sekali,” ujar Meicky.

Meicky menilai, nantinya selain dapat menambah polusi udara, pengolahan sampah teknologi RDF di Kota Bandung bisa menjadi bumerang. Hal ini menyebabkan upaya terkait pengurangan limbah di masyarakat tidak berjalan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan