Nasib Pekerja Informal Disorot Pemerintah

PEMERINTAH berupaya fokus memberi perhatian terhadap pekerja informal, khususnya dalam hal pelindungan sosial yang memadai.

Seperti halnya, dari masalah pemenuhan hak apabila pekerja mengalami kecelakaan kerja.

Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Indah Anggoro Putri mengungkapkan, bahkan pemerintah tengah menyoroti sejumlah masalah yang mendera pekerja informal di Indonesia.

Diantaranya menyoal tidak adanya kejelasan status hubungan kerja, waktu jam kerja, upah dan sebagainya.

Hal tersebut diungkapkan Indah dalam forum dialog Lintas Komunitas Pengemudi Indonesia Tanjung Priok dan Konfederasi Serikat Pekerja BUMN di Jakarta, pada Senin (5/1).

“Setelah tadi kami dengarkan masukan dari pekerja informal, tentu ini akan terus menjadi fokus utama kami, ke depan akan kita atur kembali regulasinya seperti apa,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Kemnaker akan melakukan komunikasi dengan BPJS Ketenagakerjaan agar segera mendapatkan solusi konkret ke depan.

Menurut dia, para pengemudi ini sangat penting untuk segera mendapatkan pelindungan sosial yang memadai dari berbagai risiko kecelakaan kerja maupun akibatnya.

Nantinya, lanjut dia, dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan banyak manfaat yang didapatkan dari program jaminan sosial, baik pelindungan bagi pekerja maupun keluarganya.

Melalui momentum Hari Buruh Internasional atau May Day ini, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperluas kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan buruh dan pekerja, melindungi hak buruh dan pekerja, serta meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional.

Secara terpisah, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menilai bahwa hubungan industrial yang harmonis berdampak positif dalam peningkatan penciptaan lapangan pekerjaan.

“Mari kita jaga hubungan tripartit industrial yang harmoni, yang melibatkan pekerja, pengusaha, dan pemerintah dengan lebih baik lagi,” ujarnya.

Tahun ini, lanjut dia, Indonesia kembali memperingati May Day bertepatan dengan perayaan Idul Fitri, selayaknya diperingati dengan riang gembira, ceria, tertib, aman, dan harmonis dalam suasana kekeluargaan sehingga akan tercipta hubungan industrial yang dinamis, kondusif, dan harmonis semangat bersama meraih kesejahteraan bagi pekerja.

“Hubungan industrial yang harmonis berdampak positif dalam peningkatan penciptaan lapangan pekerjaan karena meningkatnya iklim investasi di Indonesia,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan