Dorong Perhutani Jabar Lakukan Pemetaan Kawasan Hutan Lindung

BANDUNG – Polemik hutan lindung masih terus berlanjut. Pecinta Alam Jawa Barat mendorong Perhutani Jabar dan Banten menetapkan pemetaan kawasan hitan lindung.

Perwakilan Pecinta Alam Jabar, Pepep menekankan, supaya pihak Perhutani Jabar memprioritaskan isu lingkungan, alias tak abai terhadap pentingnya pemetaan kawasan.

“Karena hal itu bisa berdampak besar dan sangat mungkin terjadi efek domino,” kata Pepep kepada Jabar Ekspres, Senin (17/4).

Menurutnya, ekologi yang hidup di area hutan lindung bisa hilang, apabila pemetaan kawasan tak segera dibuat oleh Perhutani Jabar.

Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu unit kerja dari Perum Perhutani yang mengelola hutan di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.

Melalui informasi yang berhasil dihimpun Jabar Ekspres, kawasan hutan yang dikelola Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, di Jawa Barat memiliki luas 602.532,20 hektare atau 17,03 persen dari luas provinsi.

Sementara untuk luas kawasan hutan yang dikelola Perhutani Jabar dan Banten di Provinsi Banten, seluas 78.487,65 hektare atau 8,12 persen dari luas provinsi.

“Khusus di hutan lindung, kita dorong mengenai batasan-batasan kawasan. Mana yang bisa digunakan untuk wisata, atau offroad,” ujar pria yang akrab disapa Mang Pepep.

Dia mengkaawatirkan, jika Perhutani Jabar abai seperti terjadinya insiden rusaknya lahan rawa Eledweis di Rancaupas, berdampak juga pada kerusakan kawasan hutan lindung di wilayah lain.

“Masalah yang ada di satu tempat gara-gara ketiadaan batasan-batasan itu, seolah mulai meleditimasi batasan lain,” imbuh Mang Pepep.

“Contoh kerusakan kawasan lain seperti di Danau Ciharus,” tambahnya.

Diketahui, keberadaan Danau Ciharus di Pegunungan Kamojang, di antara

Kabupaten Bandung dan Garut, saat ini kondisinya tergolong mengkhawatirkan.

Melansir buku berjudul Sadar Kawasan karya Mang Pepep, Danau Ciharus merupakan danau gunung yang berada di ketinggian 1.520 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, sekira pada tahun 1920, kedalaman Danau Ciharus mencapai 30 meter.

“Tetapi faktanya hari ini, aktivitas

berupa intervensi dengan beragam latar belakang telah mengakibatkan

kerusakan pada Danau Ciharus dan hutan di sekitarnya,” tulis Mang Pepep.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan