SELAMA tiga hari, sebanyak 93 jamaah umrah asal Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sempat telantar di Jakarta, pada akhirnya dipulangkan.
Diketahui, puluhan jamaah tersebut gagal berangkat ke Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi. Berdasarkan keterangan salah satu jamaah, ada masalah administrasi yang tidak dipenuhi pihak travel.
Akan tetapi, Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Tengah, Samsul Hadi menyebut, pihaknya masih belum bisa memberi penjelasan atas masalah demikian.
Karena, kata Hadi, pihaknya belum berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak travel. Namun, dirinya memastikan, sebanyak 93 jamaah umrah asal lombok itu telah dipulangkan kembali ke tempat tinggalnya.
“Alasannya itu kita masih belum tahu, kalau tuntutan jemaah supaya uang setoran yang telah diberikan itu bisa dikembalikan,” ujar Hadi dilansir dari ANTARA, Senin (10/4).
Sementara itu untuk sanksi juga belum bisa dipastikan, meskipun travel tersebut secara resmi telah terdaftar di pusat.
“Travel resmi dan telah terdaftar, untuk sanksi kita belum bisa berikan penjelasan,” katanya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih travel umrah, sehingga tidak terjadi persoalan yang sama.
“Ini kejadian pertama di Lombok Tengah, selama ini belum ada,” katanya.
Sementara itu, salah satu jamaah asal Praya, Lombok Tengah, TGH Fadil Tohir saat diwawancara secara langsung oleh salah satu TV Nasional di Jakarta, mengatakan, ia bersama jemaah lainnya berangkat dari bandara Lombok menuju Bandara Jakarta hari Rabu tanggal 5 April dan berangkat menuju Jeddah.
Ia bersama jemaah berangkat ke Jakarta menggunakan dua pesawat berbeda dengan biaya sendiri untuk pembelian tiket berdasarkan surat pernyataan dari pihak travel dan didukung dengan kode booking pesawat penerbangan menuju Bandara Jeddah.
Setelah sampai di Jakarta dan bertemu dengan pihak travel, dari 93 jemaah yang sudah memiliki visa itu baru 45 jemaah.
“Kode booking pesawat yang diklaim pihak travel ternyata tidak ada dalam jadwal pemberangkatan pada jam tersebut,” katanya.
Sehingga pihaknya melaporkan hal tersebut kepada aparat pengamanan di Bandara Jakarta untuk memperjelas pemberangkatan dan dijanjikan kepastian hingga tiga hari, sehingga pihaknya masih menunggu informasi tersebut.