Pedagang Pakaian di Pasar Andir Sambut Baik Larangan Impor Pakaian Bekas

JABAR EKSPRES –Para pedagang pakaian di Pasar Andir tepatnya di Jalan Rajawali Timur, Kecamatan Andir, Kota Bandung menyambut baik langkah pemerintah mengenai pelarangan impor pakaian bekas.

Rizal,35, seorang pedagang pakaian dengan brand lokal Herman Jaket, menyebut dengan adanya pelarangan impor pakaian masyarakat bisa memenuhi fesyennya dengan memakai brand lokal.

”Ada plus dan minus sih. Plusnya masyarakat jadi banyak yang memakai brand lokal. Apalagi brand lokal ini membantu juga yang lain. Ada buruhnya yang bekerja di konveksi,” kata Rizal saat ditemui Jabarekspres.com di tokonya, Senin (20/3).

Menurutnya, selain masyarakat yang nantinya beralih ke fesyen brand lokal, pemerintah juga perlu menyiapkan langkah untuk membantu para pedagang pakaian bekas impor untuk usaha yang lain.

”Minusnya itu harus dipikirkan oleh pemerintah. Karena pedagang pakaian bekas impor itu kan banyak, langkah selanjutnya seperti apa,” ujarnya.

Sebagai pedagang yang menjual pakaian seperti jaket, Rizal mengaku dirinya tidak terganggu dengan adanya trifting.

”Itu balik lagi ke selera masyarakatnya, untuk saat ini enggak ke ganggu,” imbuhnya.

Sama halnya dengan Rizal, pemilik brand Little Uncle Irwan Guci, 46, mengatakan, pemerintah perlu memikirkan langkah selanjutnya para pedagang pakaian bekas impor tersebut.

”Para pedagang pakaian bekas atau sekarang disebut trifting itu harus dipikirkan gimana selanjutnya oleh pemerintah, kan yang jualan itu banyak,” kata Irwan.

Dia juga menyebut jika tidak terganggu dengan adanya Pedagang trifting. ”Saya orangnya tidak pernah mengeluh, dan selalu bersyukur, rezeki udah ada yang ngatur,” jelasnya.

Dirinya menyebut, sudah memulai usaha di bidang fesyen ini selama enam tahun ini, memulai usaha dengan membangun brand sendiri bernama Little Uncle.

”Usaha udah enam bulan, bangun brand baru dua tahun ini,” tuturnya.

Dirinya juga mengaku pernah berjualan trifting. Namun, berjualan dengan brand sendiri itu lebih baik.

”Sekarang lebih enak seperti ini. Banyak juga akhirnya yang ngikut buat bikin brand sendiri,” terangnya.

Dengan brand lokal yang dibangunnya itu, Irwan menyebut omzet jualan di satu tokoh yang ia miliki bisa meraup keuntungan dalam satu bulan Rp400 juta.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan