RUMAH tempat belajar baca Al Quran itu terbilang sederhana. Di Rumah Quran Isyaroh Ustadz Dadi mengajari anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengaji Al quran.
Tidak ada suara ramai anak-anak melantunkan ayat suci Al Quran. Anak-anak ikut mengaji dengan kesunyian. Mereka hanya berkomunikasi dengan mengerak-gerakan tangan sebagai bahasa isyarat.
Tempatnya juga sederhana. Pemilik rumah Siti Umayah rela menyulap rumah untuk belajar baca Al Quran anak-anak tuna rungu
Yayasan Rumah Quran Isyaroh didirikan Dadi Islamabad Bersama Siti Umayah sejak 2018 silam. Rumah sederhana ini beralamat di Jalan Parakan Saat No 2 RT 04/RW 06, Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik Kota Bandung.
Setiap harinya tempat itu selalu ramai dikunjungi oleh anak-anak disabilitas penyandang tunarungu. Tapi tetap hening dan sunyi.
Ustadz Dadi diberikan tugas untuk membimbing anak-anak sebagai guru mengaji. Namun, Ustadz Dadi juga memiliki nasib yang sama. Dia kehilangan pendengaran sejak masih remaja.
Dulu Ustadz Dadi lahir dalam kondisi normal. Namun di usia 12 Ustadz Dadi dapat cobaan. Telinganya tiba-tiba tidak mendengar suara apapun.
Cobaan yang menimpanya itu membuat Ustads Dadi terguncang. Usia remaja yang seharusnya selalu ceria lebih banyak dihabiskan dengan mengurung diri di kamar.
“Kelas XI SMP atau umur 14 tahun saya keluar sekolah. Saya tidak kuat belajar. Tidak nyambung yang dibicarakan guru,” kata Dadi.
Meski begitu, secara perlahan Ustad Dadi dapat memahami. Indra pendengaran yang hilang sudah jadi ketetapan takdir dari Nya.
Ustad Dadi kemudian melanjutkan belajar di Sumedang. Di Sekolah berkebutuhan khusus Tuna rungu itu, Ustadz Dadi bertemu dengan anak yang mengalami nasib sama.
‘’Disitulah semangat saya akhirnya timbul kembali,’’ ujarnya.
Dari hasil belajar sunguh-sungguh, Ustadz Dadi akhirnya menguasai baca Al Quran dengan menggunakan isyarat. Bahkan, untuk urusan teknologi informasi sudah merupakan hobinya
Ketika itu, ada satu keinginan untuk memberikan engajaran baca Al Quran untuk anak-anak tunarungu. Keinginan ini terus menjadi pemacu untuk mendalami ilmu agama.
“Saya bisa lebih paham apa yang mereka (anak-anak tunarungu) butuhkan,” cetusnya.