Jabarekspres.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) resmi mencabut status Kejadian Luar Biasa (KLB) peristiwa keracunan massal di Kampung Cilangari, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu.
Untuk diketahui, kejadian keracunan massal disebabkan oleh makanan di Kampung Cilangari KBB itu terjadi, pada Sabtu 12 Februari 2023. Sebanyak 106 orang terdampak kejadian ini, dengan rincian 79 dirawat di rumah sakit serta puskesmas, 25 orang menjalani masa pemulihan di rumah, serta 2 orang meninggal dunia.
Sekretaris Dinkes Bandung Barat Ridwan Abdullah Putra menyebutkan, status KLB telah dicabut sejak, Senin 20 Februari 2023. Hal ini karena seluruh warga yang dirawat rumah sakit, puskesmas, ataupun rawat jalan dinyatakan sehat kembali.
”Alhamdulillah seluruh pasien yang dirawat sudah pulih. Dengan begitu status KLB keracunan kita cabut,” kata Ridwan saat dihubungi, Kamis (23/2).
Ridwan mengatakan pihaknya sudah lakukan penyelidikan kepada penyebab keracunan massal di Cilangari dengan cara melakukan uji laboratorium kepada makanan yang dibagikan pada acara Rajaban di Masjid As Saniya, Sabtu 11 Februari 2023 malam. Selain makanan, Dinkes KBB uji laboratorium sumber air yang dipakai untuk memasak makanan.
Uji laboratorium itu menemukan kandungan bakteri Staphylococcus aureus di dalam nasi serta bakteri Escherichia coli alias E. coli di dalam sumber air. Dua bakteri ini, diduga kuat menjadi penyebab keracunan massal.
”Jadi ada dua bakteri pemicu keracunan. Pertama Staphylococcus aureus, ditemukan di nasi dan E. coli di dalam sumber air yang dipakai untuk memasak. Diduga yang paling kuat pemicu keracunan dari E. coli,” tutur Ridwan.
Seusai dicabutnya status KLB, Dinkes KBB mengeluarkan rekomendasi supaya masyarakat setempat tidak mengkonsumsi langsung air tanpa dimasak. Warga harus benar-benar mendidihkan air hingga 100 derajat supaya bakteri dalam air mati.
Kemudian Dinkes juga mengimbau masyarakat setempat untuk selalu berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat apabila hendak membuat konsumsi dalam skala besar supaya petugas bisa memastikan kuliner yang disajikan dalam kondisi aman.
”Kita imbau air harus selalu dimasak sebelum dikonsumsi supaya bakteri mati. Terus pembuatan konsumsi skala besar harus koordinasi dengan petugas kesehatan setempat agar dicek dulu dan aman,” pungkasnya. (mal/ziz)