Jabar Ekspres – Pemkab Bogor memberikan ultimatum kepada klub manapun yang memakai stadion Pakansari Kabupaten Bogor untuk menjaga kondusivitas.
Untuk diketahui, stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor menjadi home base dari dua klub yakni Persikabo dan Rans Nusantara dalam BRI Liga 1.
Selain kedua tim tersebut, Persib Bandung juga memilih stadion kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor itu untuk dijadikan homebase selama stadion GBLA dan Si Jalak Harupat masih dipakai atau diperbaiki.
Diketahui, Minggu (19/2) Rans Nusantara menjamu Persib Bandung dalam lanjutan BRI Liga 1 di Stadion Pakansari dengan hasil kemenangan untuk Persib Bandung dengan skor 3-1.
Namun usai pertandingan, ada insiden yang tak terduga terjadi di luar stadion Pakansari, suporter Persib Bandung, bobotoh saat melakukan perjalanan pulang harus mendapat perlakuan kurang baik dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Bus yang ditumpangi para bobotoh itu, dilempari hingga mengalami pecah kaca di dua lokasi di antaranya Jalan Alternatif Sentul tepatnya depan Perumahan Mutiara Sentul Cluster The Nature dan Gate Tol Sentul Utara.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bogor, Iwan Setiawan meminta kepada siapapun yang menggunakan atau bermain di Stadion Pakansari untuk menjaga keamanan dan kenyamanan.
“Sekarang gini karena Bogor, ini terbagi tiga, jujur aja ada Persikabo, Persija, dan ada Persib Bandung ya pasti rusuh lah,” kata Iwan kepada media usai sidak pasar, Senin (20/2).
Lebih lanjut, kata Iwan, harus ada fakta hitam di atas putih dengan para pengurus ketua masing-masing dari tiga klub tersebut.
“Jadi misalnya buat perjanjian hitam di atas putih dengan perwakilan ketua pengurus suporter agar kejadian seperti kemarin tidak terulang,” tambahnya.
Iwan menegaskan, Kabupaten Bogor memilik integritas, Jawa Barat bukan hanya Bandung saja. “Kabupaten Bogor ini punya integritas, tidak ada bahasa bahwa Jawa Barat itu Bandung, Jawa Barat itu termasuk Kabupaten Bogor, jadi punya pride, jangan sampai Persib datang ke Pakansari seenaknya, kami akan nuntut juga yang maslaah corat coret itu. Ya kami marah, mungkin kami tidak diizinkan lagi,” pungkasnya (sfr)
