Hal ini dillakukan, karena biasanya Perbankan memiliki cadangan yang menumpuk untuk antisipasi terjadinya deteriorating pada nilai aset
‘’Cadangan aset ini akan dijadikan bantalan sehingga tidak terlalu hard landing, bantalannya itu mulus untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan,” ujar Suanrso.
BRI juga akan menerapkan secara selektif enhancement credit risk model dengan menerapkan Loan Portofolio Guideline (LPG) yang diatur moderat dengan mengatur kualitas pinjaman secara intensif.
Selain itu untuk skenario kedua jika terjadi ekonomi mulai pulih dengan inflasi terkendali dan kualitas kredit membaik BRI akan menerapkan tiga strategic response.
Pertama, percepat proses write-offs untuk meningkatkan recovery rate dan kemudian menurunkan coverage ratio.
Kedua melakukan enhancement terhadap risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk serta membuat Loan Portofolio Guideline lebih longgar.
‘’Ini sebagai pedoman untuk strategi pertumbuhan yang lebih agresif,’’ ujar Sunarso.
Sedangkan Skenario ketiga adalah ekonomi stagnan, inflasi naik, dengan kualitas pinjaman memburuk atau the worse scenario.
Jika ini terjadi, maka langkah yang akan dilakukan BRI adalah akan menerapkan strategic response tumbuh terbatas dengan pengaturan Loan Portofolio Guideline sangat ketat.
BRI juga akan mempertahankan coverage ratio di level lebih tinggi dengan melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif.
‘’’Kita akan melakukan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan,’’ ujarnya.
Strategi skenario keempat jika ekonomin tetap stagnan tapi inflasinya terkendali dan kualitas pinjaman membaik BRI akan menerapkan strategic response tumbuh selektif terhadap Loan Portofolio Guideline diatur lebih moderat.
‘’BRI juga akan tetap pertahankan coverage ratio tetap tinggi untuk jaga-jaga jika terjadi pemburukan dengan mengevaluasi kualitas kredit secara intensif dengan simulasi dan stress-test secara periodik,’’ pungkas Sunarso. (yan)
