85 Juta Lapangan Kerja pada 2025 Akan Lenyap, Begini Faktanya!

Jabarekspres.com – Dikabarkan bahwa pada tahun 2025 mendatang sekitar 2 tahun lagi, di Indonesia ada sebanyak 85 juta lapangan kerja akan lenyap atau tidak ada pekerjaan.

Mengenai lapangan kerja ini pernah dikatakan oleh pihak World Economic Forum (WEF) atau forum ekonomi dunia yang merilis laporan “The Future of Jobs” sejak tahun  2020 lalu.

Menurut pihak WEF, sebagaimana dilansir Jabarekspres.com dari akun Instagram Prakerja, diperkirakan bahwa 85 pekerjaan akan lenyap di 2025.

Lalu mengapa hal itu bisa terjadi ? menurutnya, salah satunya karena wabah Covid-19 yang melanda seantero dunia termasuk di Indonesia. Karena pandemi Covid-19 memicu automasi dunia kerja dengan cepat.

Kemudian sudah siapkah kita menghadapi hal tersebut?. Karena dampaknya, pembagian kerja antara manusia teknologi digital menjadi lumrah dalam dunia kerja. Terutama pada bidang-bidang bisnis berskala menengah dan skala besar.

Faktanya kemudian, ada lebih dari 80 persen para ‘big-bos’ bisnis akan mempercepat sistem digitalisasi atau teknologi baru dalam proses kerja ditiap perusahaan.

Selain itu, ada sekitar 50 persen pula perusahaan penyedia kerja telah merencanakan percepatan akselerasi automasi dalam perusahaan-perusahaan mereka.

Berikut ini skema pembagian kerja yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2025 mendatang.

  • Diperkirakan sekitar 50 persen peran manusia yang sangat dibutuhkan adalah keterampilan oleh manusia itu sendiri dan sulit tergantikan oleh mesin.
  • Selanjutnya, 50 persen juga dibutuhkan peran-peran pemrosesan informasi dan data. Karena itu nantinya akan menjadi tugas rutin yang akan dikerjakan oleh manusia.

Namun, selain itu ada juga kabar baiknya, yakni diperkirakan akan ada sebanyak 97 pekerjaan baru yang akan hadir alias muncul. artinya lapangan kerja akan tersedia dengan berbagai keahlian di bidangnya.

Jenis pekerjaan tersebut tergantung pada bidang kerja mana manusia dapat keunggulan komparatif dibandingkan dengan menggunakan teknologi mesin.

Seperti bagaimana keunggulan mengelola, menasihati, membuat keputusan, bernalar, berkomunikasi dan berinteraksi. Artinya semua ini kembali tergantung pada skill manusianya itu sendiri.

Oleh sebab itu, skilling, reskilling, dan upskilling begitu sangat penting saat ini dan kedepannya. Karena sekitar 50 persen tadi yang masih ada jenis pekerjaan yang tidak bisa tergantikan oleh mesin. (ron/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan